Portal Islam

Portal Islam

Rujukan Berita Islam Terbaru Hari Ini

May 2, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Prinsip-Prinsip Mindfulness dan Mindfulness dalam Islam

Mindfulness atau kesadaran sangat penting untuk kita miliki. Mindfulness adalah kemampuan mendasar pada diri manusia untuk hadir sepenuhnya. Yaitu ketika manusia sadar sedang di mana, melakukan apa dan mampu bersikap bijak merespon berbagai stimuluss yang dihadapi. Naisha kali ini kita akan membahas mengenai prinsip mindfulness dan juga mindfulness dalam islam.

Perlu kita ingat bahwa sebagai manusia kita memiliki potensi yang sama untuk sampai ke titik kesadaran.

Pada prinsip mindfulness yang sedang kita bahas ini, manusia perlu belajar dan melakukan beberapa hal untuk sampai pada titik tersebut.

Prinsip mindfulness

Ada beberapa hal esensial yang harus Naisha mate pahami mengenai prinsip mindfulness. 

Menurut Jon Kabat Zinn, yang mana ia adalah satu tokoh utama dalam konsep ini,  mencapai titik mindfulness dapat dilakukan manusia manakala mereka memegang prinsip mindfulness dalam kehidupannya.

Prinsip ini juga sering disebut dengan istilah 7 pilar kehidupan. Yuk kita simak penjelasannya di bawah ini.

  1. Tidak menghakimi

Maksudnya adalah bahwa mindfulness bisa tercapai saat manusia tak lagi memandang manusia dengan cara pandang hitam dan putih. Dengan kata lain sebagai manusia kita tiddak menilai orang lain baik dan buruk. Karena sebenarnya hidup ini memang berwarna dan tidak hanya hitam dan putih.

Tentunya, konsep ini mendorong manusia menilai sesuatu atas kesadaran alamiahnya yang akan secara otomatis muncul. Manusia dinilai dapat menyelesaikan permasalahannya dengan cara pandang ini.

  1. Sabar

Selain itu, mindfulness juga menekankan dan mengajarkan kita tentang kesabaran.

Maksudnya, manusia perlu menyadari bahwa semua akan ada waktunya. Kalau kata  anak muda zaman sekarang, “Indah pada waktunya.”

Jadi, manusia tak perlu terlalu reaktif jika dihadapkan dengan berbagai peristiwa yang ada di sekitarnya. Terutama pada saat berbagai keinginannya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

tidak perlu bertindak terlalu buru-biru. Cukup jalani saja dengan santai.

  1. Berpikirlahlayaknya seorang pemula (Beginner minds)

Dunia ini akan selalu berubah dan kita akan menemui banyak hal baru dalam kehidupan kita. Momen di masa kini tidak akan sama dengan momen masa lalu. Begitu juga momen hari ini juga pasti beda dengan yang akan datang.

Maka sebaiknya biarkanlah semuanya mengalir sesuai dengan tahapan dalam hidup kita.

  1. Kepercayaan (Trust)

Bagi penganut kepercayaan mindfulness,  kedamaian hidup akan tercapai ketika manusia percaya dengan keyakinan dan intuisi yang ia miliki.

Kepercayaan inilah yang konon akan membimbing manusia untuk mencapai apa yang telah dicita-citakan.

  1. Tidak berusaha keras (Non striving)

Ketika banyak motivator pengembangan diri mendorong manusia bekerja keras, akan tetapi kenapa mindfulness sebaliknya?

Dalam pandangan konsep ini, berusaha keras yang dimaksud adalah berusaha untuk menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Menurut teorinya, ini adalah cara berpikir dan tindakan yang sebenarnya dapat menggangu,

Oleh karena itu, pilar mindfulness mendorong manusia untuk selalu menyadari siapa dirinya dan merasa cukup dengan apa yang ia miliki.

  1. Penerimaan (Acceptance)

Apa maksudnya penerimaan?

Poin ini bukan bertujuan untuk mendorong manusia menjadi merasa puas dalam hal hal buruk dalam kehidupannya. Dan membiarkan kehidupan yang seperti itu.

Maksud dari konsep acceptance di sisni adalah agar manusia dapat belajar dalam menerima fakta sebagaimana adanya. Manusia perlu menghindarkan diri dari bias-bias yang memungkinkan untuk tidak biasa ia terima.

  1. Melepaskan (Letting go)

Pilar paling akhir dari konsep ini adalah tentang melepaskan. Apa yang harus dilepaskan?

Yang harus kita lepaskan adalah segala rasa kekhawatiran dan beban beban yang menumpuk dalam pikiran manusia. Terutama mengenai berbagai kekhawatirannya dalam menghadapi masa depan.

Hal semacam ini lah yang kemudian berpotensi mengganggu diri kita. Maka dari itu,  sebaiknya manusia fokuslah terhadap apa yang sedang di jalani.

Kemudian bagaimana mindfulness dalam islam? Mari kita simak ulasannya di bawah ini.

Mindfulness dalam Islam

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa mindfulness atau kesadaran penuh kini menjadi topik yang banyak menjadi perbincangan. Terlebih bagi masyarakat urban, yang memiliki banyak kesibukan yang padat sehingga berpotensi memiliki stress yang lebih tinggi.

Tak heran, jika kini banyak manusia yang menerapkan prinsip mindfulness agar hidupnya lebih damai dan bahagia.

Dilansir dari laman About Islam, Islam sendiri memiliki konsep mindfulness yang dikenal dengan muraqabah. Muraqabah merupakan suatu kondisi di mana jiwa manusia merasakan bahwa ia adalah seorang hamba yang selalu diawasi oleh Allah Swt.

Muraqabah tidak dilakukan semata-mata untuk mendapatkan ketenangan, namun juga sebagai bentuk penghambaan kepada Allah SWT. Jika kita lihat dalam beberapa hal, muraqabah dilakukan untuk mencapai kondisi spiritual tertinggi, yakni ihsan.

Sebagaimana Hadis Arbain Imam Nawawi yang menjelaskan mengenai ihsan.

Diriwayatkan seseorang bertanya kepada Rasulullah, “Lalu terangkan kepadaku tentang ihsan.” Rasulullah pun menjawab, “Hendaknya engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Namun jika engkau tidak dapat (beribadah seolah-olah melihat-Nya, sesungguhnya Ia melihat engkau.”

Apa yang harus kita lakukan jika kita ingin mencapai kondisi muraqabah?

Menurut Syekh Abdul Qadir Jailani, muraqabah dapat kita upayakan dengan empat aspek.

Yang pertama adalah mengetahui dan mengenal Allah. Yang kedua, mengetahui adanya musuh yaitu iblis dan setan. Kemudian yang ketiga, mengetahui kapasitas jiwa diri sendiri dan waspada kepada diri sendiri. lalu yang terakhir adalah mengetahui perbuatan apa yang bisa dilakukan untuk Allah.

Beberapa ulama terdahulu juga telah mencontohkan beberapa bentuk meditasi dalam Islam yang bertujuan untuk meningkatkan keimanan manusia, seperti ibadah, doa dan tentunya berdzikir.

Imam Al-Ghazali merekomendasikan empat praktik meditasi yang dapat kita amalkan dalam keseharian kita atau yang disebut dengan al-watha’if al-arba’ah, seperti memohon kepada Allah (doa), mengingat Allah dengan berdzikir, kemudian membaca Al-Qur’an (qira’at) dan melakukan perenungan diri (fikr). Dan yang keempat hal tersebut dilakukan secara sadar dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Perlu Naisha mate ketahui bahwa meditasi Islam dapat dicapai dengan latihan yang berulang-ulang. Dengan sringnya kita berlatih kita akan lebih mudah membawa diri  kita ke dalam kondisi muraqabah.

Muraqabah tak hanya memberikan pengalaman spiritual yang sangat luar biasa, tetapi juga bisa membuat pikiran kita terbiasa sadar dan bisa mempertimbangkan berbagai masalah yang tengah kita hadapi. Pikiran kita tentunya juga akan lebih fokus dan seimbang sehingga risiko cemas dan stres akan cenderung berkurang.

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here