Yuk Kita Pelajari Beberapa Tingkatan Hidayah dari Allah SWT!

Yuk Kita Pelajari Beberapa Tingkatan Hidayah dari Allah SWT!

Smallest Font
Largest Font

Hidayah dpat diartikan sebagai bimbingan atau petunjuk yang diberikan oleh Allah SWT untuk seseorang hamba. Hal ini dapat berupa terbukanya hati untuk meyakini dan mengimani Islam lebih dalam. Tingkatan hidayah dari Allah pun beragam, yang mana akan Naisha bahas dalam artikel berikut ini.

Hidayah

Hidayah juga merupakan salah satu sebab utama keselamatan dan kebaikan hidup manusia di dunia dan akhirat. Sehingga, barangsiapa yang dimudahkan oleh Allah SWT untuk meraihnya, makai a termasuk kedalam golongan muslim yang sangat beruntung.

Hal rtersebut sejalan dengan firman Allah SWT dalam Quran surat al-A’raf:178:

“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat); dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi (dunia dan akhirat)”. (QS. al-A’raf: 178).

Kata Hidayah berasal dari bahasa Arab, hadaa, yahdii, hadyan, hudan, hidyatan, hidaayatan. Sevara Bahasa memiliki makna petunjuk atau bimbingan. Jika dilihat secara istilah (terminologi), hidayah ialah penjelasan dan petunjuk jalan yang akan menyampaikan kepada tujuan sehingga dapat mengantarkan kita kepada kemenangan dan juga tentunya ridho Allah.

Secara umum, hidayah dibagi menjadi dua yakni yang pertama hidayah bayan wal irsyad (penjelasan dan petunjuk). Hidayah ini cenderung dimiliki oleh para nabi dan rasul. Hidayah yang diturunkan kepada mereka adalah sesuatu yang membuat para nabi dan rasul memiliki kewajiban menyampaikan dan menjelaskan hal tersebut kepada umat mereka.

Kemudian ada hidayah taufiq, yang dapat diartikan sebgai hidayah yang Allah turunkan kepada hamba-hamba Allah, dan siapa saja dapat meraih hidayah ini. Sebagai seorang muslim, kita tentu saja berharap selalu memperoleh hidayah oleh Allah SWT.

Tingkatan Hidayah

Perlu NaishaMate ketahui bahwa terdapat empat tingkatan hidayah menurut Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitab Miftah Daar As-Sa’adah.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:

“Hidayah itu ada empat tingkatan dan disebutkan dalam Al-Qur’an”.

Tingkatan hidayah pertama: Hidayah umum.

Hidayah ini adalah hidayah yang diberikan pada hewan, manusia, dan setiap makhluk. Allah Ta’ala berfirman,

سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى , الَّذِي خَلَقَ فَسَوَّىٰ , وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَىٰ

Sucikanlah nama Rabbmu Yang Maha Tinggi, yang menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya), dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk.” (QS. Al-A’laa: 1-3). Dalam ayat ini disebutkan empat perkara: (1) khalaqa (menciptakan), (2) fasawwa (menyempurnakan), (3) qaddaro (menentukan kadar sebab maslahat dalam kehidupan dan aktivitas), (4) fahadaa (memberi petunjuk).

Tingkatan hidayah kedua: Hidayah bayan wa dalalah (hidayah penjelasan dan petunjuk).

Hidayah di sini berupa penjelasan kepada hamba dan hal ini tidak mengharuskan mendapatkan hidayah yang sempurna.

Allah Ta’ala berfirman mengenai tingkatan kedua dari hidayah adalah ayat,

وَأَمَّا ثَمُودُ فَهَدَيْنَاهُمْ فَاسْتَحَبُّوا الْعَمَىٰ عَلَى الْهُدَىٰ

Dan adapun kaum Tsamud, maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) daripada petunjuk.” (QS. Fussilat: 17)

Tingkatan hidayah ketiga: Hidayah taufik dan ilham.

Allah memberikan hidayah kepada siapa saja yang Ia kehendaki, Allah Ta’ala berfirman:

وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَىٰ دَارِ السَّلَامِ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).” (QS. Yunus: 25)

Ada yang diberikan hidayah berupa penjelasan, tetapi belum tentu mendapatkan hidayah taufik.

إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ ۚ

Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya.” (QS. Al-Qasas: 56)

Tingkatan hidayah keempat: Hidayah di akhirat menuju surga atau neraka.

Allah Ta’ala berfirman,

احْشُرُوا الَّذِينَ ظَلَمُوا وَأَزْوَاجَهُمْ وَمَا كَانُوا يَعْبُدُونَ , مِنْ دُونِ اللَّهِ فَاهْدُوهُمْ إِلَىٰ صِرَاطِ الْجَحِيمِ

(kepada malaikat diperintahkan): “Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah, selain Allah; maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka.” (QS. As-Saffat: 22-23)

Adapun perkataan penghuni surga,

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ

Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk.” (QS. Al-A’raf: 43)

Seperti yang kita ketahui bahwa banyak di antara kita berharap mendapatkan hidayah agar dirinya bisa berbuat baik atau mematuhi perintah Allah SWT. Namun banyak yang melupaka bagaimana cara agar kita mendapatkan hidayah tersebut. Banyak jalan dan cara untuk menjemput hidayah, dengan syarat kita berusaha untuk meraihnya. Berikutini merupakan beberapa cara yang bisa mendatangkan hidayah, seperti dikutip dari Forumsalafy.

Berpegang teguh kepada Agama Allah (Islam)

Allah Subhanahu wa Ta’ala  berfirman:

“Barang siapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS Ali Imran: 101).

Ibnu Katsir ra menjelaskan “Berpegang teguh kepada Agama Allah SWT dan bertawakal kepada-Nya merupakan pegangan dalam hidayah, bekal untuk menjauhi kesesatan, sarana menuju jalan petunjuk, jalan yang lurus, dan tercapainya cita-cita.”

Menjalankan Sunnah Rasulullah dan menjauhi apa-apa yang dilarangnya

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.” (QS. An-Nur: 54).

Bersungguh-sungguhdalam belajar ilmu agama

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-’Ankabut: 69).

Syaikh Abdurrahman as-Sa’di terut menjelaskan makna ayat di atas, “(Ayat tersebut) juga menunjukkan bahwa orang yang bersemangat dan bersungguh-sungguh menimba ilmu agama, dia akan mendapatkan hidayah dan pertolongan dari Allah SWT untuk menggapai apa yang dicarinya. Pertolongan ini berbentuk petunjuk-petunjuk Ilahi yang di luar batas kesungguhan seseorang dan kemudahan-kemudahan menggapai ilmu.” (Tafsir al-Karim ar-Rahman).

Meneladani salafush shalih yang berpegang kepada Al-Qur’an dan Sunnah

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Maka jika mereka beriman kepada apa yang kalian telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk ….” (QS. Al-Baqarah: 137).

Maksud dari ayat tersebut adalah, tidak akan ada jalan bagi ahli kitab untuk mendapatkan hidayah kecuali dengan keimanan kepada apa yang diimani oleh para sahabat—kaum Mukminin yang ada pada masa itu—yaitu berupa keimanan kepada para Nabi dan Rasul, tidak membedakan di antara mereka, juga beriman kepada kitab-kitab suci yang diturunkan kepada mereka. (Taisir al-Karim ar-Rahman).

Mengikuti bimbingan Ulama As-Sunnah

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

Orang yang beriman itu berkata, “Wahai kaumku, ikutilah aku, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar.” (QS.Ghafir: 38).

Ingatlah bahwa hidayah adalah sesuatu yang sangat berharga, karenanya hidayah tak akan ada di sembarang tempat kecuali kita selalu berusaha untuk mendapatkannya. Wallahualam.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow