Amalan yang Dapat Dilakukan untuk Persiapan Menyambut Ramadhan

Amalan yang Dapat Dilakukan untuk Persiapan Menyambut Ramadhan

Smallest Font
Largest Font

NaishaMate yang dirahmati Allah, sebagai seorang muslim maka sudah seharusnya kita bersyukur apabila diberikan umur Panjang dan dipertemukan kembali dengan Ramadhan. Sebelum Ramadhan tiba tentunya kita melakukan persiapan menyambut Ramadhan, agar ibadah kita menjadi semakin khusyu’.

Ketidaksiapan yang Berbuah Pahit

Imam Abu Bakr Az Zur’i rahimahullah menjelaskan bhawa terdapat dua perkara yang wajib kita waspadai. Perkara pertama adalah [اَلتَّهَاوُنُ بِالْأَمْرِ إِذَا حَضَرَ وَقْتُهُ], yaitu kewajiban telah datang tetapi kita tidak siap untuk menjalankan kewajiban tersebut. Karena panbila kita tidak siap maka artinya kitameremehkan salah satu hal yang telah diperintahkan. Akibatnya pun sangat besar, yaitu melemahkan iman dan juga menghalangi ridho Allah SWT. Kedua dampak tersebut ialah bentuk dari hukuman atas ketidaksiapan dalam menjalankan kewajiban yang telah nampak di depan mata.[ Badai’ul Fawaid 3/699 ]

Abu Bakr Az Zur’i menyitir firman Allah ta’ala berikut,

فَإِنْ رَجَعَكَ اللَّهُ إِلَى طَائِفَةٍ مِنْهُمْ فَاسْتَأْذَنُوكَ لِلْخُرُوجِ فَقُلْ لَنْ تَخْرُجُوا مَعِيَ أَبَدًا وَلَنْ تُقَاتِلُوا مَعِيَ عَدُوًّا إِنَّكُمْ رَضِيتُمْ بِالْقُعُودِ أَوَّلَ مَرَّةٍ فَاقْعُدُوا مَعَ الْخَالِفِينَ (٨٣)

“Maka jika Allah mengembalikanmu kepada suatu golongan dari mereka, kemudian mereka minta izin kepadamu untuk keluar (pergi berperang), Maka katakanlah: “Kamu tidak boleh keluar bersamaku selama-lamanya dan tidak boleh memerangi musuh bersamaku. Sesungguhnya kamu telah rela tidak pergi berperang kali yang pertama. karena itu duduklah bersama orang-orang yang tidak ikut berperang.” (At Taubah: 83).

Mari kita renungkan ayat diatas dengan baik. Ketahuilah, Allah SWT tidak menyukai keberangkatan mereka dan kemudian Dia lemahkan mereka, karena tidak ada persiapan dan niat yang mereka miliki tidak lagi lurus. Akan tetapi jika seorang bersiap untuk menunaikan suatu amal dan ia bangkit menghadap Allah dengan kerelaan hati, maka Allah tidak akan menolak seorang hamba yang dating kepada-Nya. Maka berhati-hatilah.

Persiapan Menyambut Ramadhan

Allah SWT berfirman,

وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَأَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوا بِهِ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَنَذَرُهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ (١١٠)

“Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat.” (Al An’am: 110).

Memperbanyak Amal Shalih

Apabila kita ingin terbebas dari pedihnya api neraka maka perbanyaklah amalan shalih di bulan Ramadhan dan jika ingin diterima amalnya serta dihapus segala dosanya, maka harus ada bekal yang dipersiapkan.

Allah SWT berfirman,

وَلَوْ أَرَادُوا الْخُرُوجَ لأعَدُّوا لَهُ عُدَّةً وَلَكِنْ كَرِهَ اللَّهُ انْبِعَاثَهُمْ فَثَبَّطَهُمْ وَقِيلَ اقْعُدُوا مَعَ الْقَاعِدِينَ (٤٦)

“Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka. dan dikatakan kepada mereka: “Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu.” (At Taubah: 46).

Sebagai persiapan menyambut Ramadhan, Rasulullah SAW telah memberikan contoh dengan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban. ‘Aisyah radhiallahu ‘anhu berkata,

وَلَمْ أَرَهُ صَائِمًا مِنْ شَهْرٍ قَطُّ أَكْثَرَ مِنْ صِيَامِهِ مِنْ شَعْبَانَ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلاَّ قَلِيلاً

“Saya sama sekali belum pernah melihat rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa dalam satu bulan sebanyak puasa yang beliau lakukan di bulan Sya’ban, di dalamnya beliau berpuasa sebulan penuh.” Dalam riwayat lain, “Beliau berpuasa di bulan Sya’ban, kecuali sedikit hari.”[ HR. Muslim: 1156 ]

Beliau tidak terlihat lebih banyak berpuasa di satu bulan melebihi puasanya di bulan Sya’ban, dan selain itu juga beliau tidak menyempurnakan puasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan.

Persiapan Menyambut Ramadhan

Sebagian ulama salaf mengatakan,

كَانُوا يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يُبَلِّغَهُمْ شَهْرَ رَمَضَانَ ثُمَّ يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يَتَقَبَّلَهُ مِنْهُمْ

”Mereka (para sahabat) berdo’a kepada Allah selama 6 bulan agar mereka dapat menjumpai bulan Ramadlan.”[ Lathaaiful Ma’arif hal. 232 ]

Tindakan mereka ini sebagai salahs atu bentuk dari kerinduan akan datangnya bulan Ramadhan, permohonan dan bentuk ketawakkalan mereka kepada-Nya. Selain itu juga melakukan ibadah lain untuk menyambut bulan Ramadhan.

Abu Bakr al Warraq al Balkhi rahimahullah mengatakan,

شهر رجب شهر للزرع و شعبان شهر السقي للزرع و رمضان شهر حصاد الزرع

“Rajab adalah bulan untuk menanam, Sya’ban adalah bulan untuk mengairi dan Ramadhan adalah bulan untuk memanen.”[ Lathaaiful Ma’arif hal. 130 ]

Sebagian ulama yang lain mengatakan,

السنة مثل الشجرة و شهر رجب أيام توريقها و شعبان أيام تفريعها و رمضان أيام قطفها و المؤمنون قطافها جدير بمن سود صحيفته بالذنوب أن يبيضها بالتوبة في هذا الشهر و بمن ضيع عمره في البطالة أن يغتنم فيه ما بقي من العمر

“Waktu setahun itu laksana sebuah pohon. Bulan Rajab adalah waktu menumbuhkan daun, Syaban adalah waktu untuk menumbuhkan dahan, dan Ramadhan adalah bulan memanen, pemanennya adalah kaum mukminin. (Oleh karena itu), mereka yang “menghitamkan” catatan amal mereka hendaklah bergegas “memutihkannya” dengan taubat di bulan-bulan ini, sedang mereka yang telah menyia-nyiakan umurnya dalam kelalaian, hendaklah memanfaatkan sisa umur sebaik-baiknya (dengan mengerjakan ketaatan) di waktu tesebut.”[ Lathaaiful Ma’arif hal. 130 ]

Perbarui Taubat!

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,

كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُون

“Setiap keturunan Adam itu banyak melakukan dosa dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat.”[ HR. Tirmidzi: 2499]

Allah SWT juga telah memerintahkan para hamba-Nya untuk bertaubat, karena taubat wajib dilakukan setiap saat. Allah SWT berfirman,

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (٣١)

“Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (An Nuur: 31).

Taubat yang dibutuhkan bukanlah sebagaimana yang sering kita lakukan. Terkadang kita bertaubat, lidah kita mengucapkan, “Saya memohon ampun kepada Allah”, namun di sisi yang lain hati kita lalai, akan tetapi setelah ucapan tersebut, dan mengulang kembali dosa yang pernah kita lakukan. Namun, yang dibutuhkan dalam taubat yang sebenarnya adalah totalitas dan kejujuran taubat.

Jangan pula taubat tersebut hanya untuk bulan Ramadhan sementara di luar Ramadhan kemaksiatan kembali dilakukan. Ingat! Ramadhan adalah momentum untuk mengejar dan belaja tentang ketaatan sehingga jiwa terdidik untuk melaksanakan ketaatan-ketaatan di sebelas bulan lainnya.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow