Pandangan Tentang Mencintai Diri Sendiri dalam Islam dan Psikologi
Sebagai seorang manusia biasa tentunya kita semua pasti pernah melakukan kesalahan. Hal ini tidak jarang membuat diri kita menyalahkan dan menghakimi diri sendiri. Mungkin terkadang di antara kita pernah merasa tidak berguna, dan terlahir sia-sia. Semua itu yang kemudian yang menimbulkan kuarangnya pandangan tentang mencintai diri sendiri. Hal ini adalah fenomena yang sering kita temui dalam perjalanan hidup yang sedang kita lalui. Jika di lihat lebih luas, sebenarnya hampir semua orang pernah mengalami hal yang sama.
Namun di sini yang membedakan adalah bagaimana sikap kita dalam menghadapi permasalahan dunia. Pilihan apakah kita akan tetap menghakimi diri sendiri atau akan mencoba untuk mencintai diri sendiri. Naisha kali ini akan membahas mengenai makna mencintai diri sendiri dan bagaimana pandangan Islam dan psikologi tentang hal-hal tersebut.
Perlu kita ketahui bahwa mencintai diri sendiri disini tentunya sangatlah berbeda dengan sikap narsisme yang mencintai dirinya sangat berlebihan dan cenderung selalu membenarkan diri sendiri. Sedangkan cara mencintai diri sendiri yang akan kita bahas bisa diartikan mana kita mampu mengh. Yaitu agar diri sendiri, mampu memahami dan juga berteman dengan diri sendiri. Sehingga Naisha mate dapat memaksimalkan segala potensi dalam diri dan menyayangi diri sendiri.
Pandangan Tentang Mencintai Diri Sendiri
Kemudian seperti apa yang dimaksud mencintai diri sendiri dalam perspektif Islam dan psikologi?
Mencintai Diri Sendiri dalam Pandangan Islam
Dalam pandangan Islam mencintai diri sendiri merupakan salah satu hal yang harus kita lakukan. Rasa tersebut adalah sebagai perwujudan syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Secara sederhananya dapat kita artikan bahwa mencintai diri sendiri merupakan bentuk rasa cinta kita kepada Allah. Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya.”
Hazhira Qudsyi S.Psi., M.A., dosen Program Studi Psikologi Universitas Islam Indonesia (UII) dalam kajian lensa muslimah dengan tema “Cintai Dirimu Buang Egomu” mengatakan bahwa mencintai diri sendiri merupakan suatu bentuk pondasi dalam setiap hubungan. Hal ini karena ketika kita bisa mencintai diri sendiri maka citra diri yang positif dan penerimaan diri akan membentuk pola hubungan yang positif dan bahagia. Selain itu beliau juga menyampaikan bahwa mencintai diri sendiri yang benar haruslah didasarkan pada cinta kita kepada Allah dan Rasulnya, karena itulah cinta tertinggi dan sebenar-benarnya cinta,
Dalam sebuah artikel yang berjudul “mencintai diri sendiri dalam islam” yang dikeluarkan oleh http://www.inforepublik.com/ dijelaskan bahwa kita harus menghargai tiap-tiap kebaikan yang telah kita capai. Hal ini karena sesungguhnya seorang Muslim yang terbaik itu bukan mereka yang tidak pernah melakukan kesalahan, namun yang terbaik adalah mereka yang setiap kali melakukan kesalahan mereka sadar dan mengakuinya, menerimanya dan kemudian berusaha bangkit untuk memperbaikinya lagi dan lagi.
Dari penjelasan di atas maka dapat kita simpulkan bahwa mencintai diri sendiri adalah salah satu wujud rasa cinta dan syukur kita kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan.
Mencintai Diri Sendiri dalam Pandangan Psikologi
Berdasarkan berbagai penelitian psikologi rasa cinta pada diri sendiri dan rasa kasih sayang merupakan kunci untuk mendapatkan kesejahteraan mental. Selain itu konsep ini juga dapat menghindarkan kita dari depresi dan kecemasan. Dr. Aaron Krasnow, Ph.D., assistant vice president and director of ASU Counseling Services berkata “mencintai diri sendiri is the primary relationship you’ll have in your life. The more you develop this relationship the more fulfilling your life will be.” dengan begitu dapat kita ketahui bahwa rasa cinta terhadap diri adalah suatu hubungan utama yang akan kita miliki dalam kehidupan kita, dan apabila kita mengembangkannya kita dapat mencapai aktualisasi diri yang baik.
Dilansir dari artikel “kekuatan dari mencintai diri sendiri” oleh https://communication.binus.ac.id/ , jika seseorang yang tidak memiliki rasa cinta terhadap dirinya maka hal ini akan membuat seseorang menjadi mengandalkan teman-temannya untuk membangun citra diri dan dan keyakinan untuk memperoleh identitas diri. Hal ini berpotensi untuk membuat hubungan itu berakhir, mereka tidak hanya kehilangan hubungan itu, tetapi juga identitas di dalam dirinya.
Dalam pandangan psikologi cinta terhadap diri sendiri dinilai sangat dibutuhkan untuk mencari identitas diri agar orang lain dapat lebih menghargai diri kita. Dan juga tentunya akan membuat kita lebih bersyukur dan menerima segala yang ada dalam diri kita. Selain itu juga dengan tercapainya hal tersebut, potensi dalam diri kita akan dapat dimaksimalkan.
Dari kedua pandangan tersebut dapat ditarik garis kesimpulan bahwasanya konsep mencintai diri sendiri sangatlah dibutuhkan oleh setiap manusia. Baik itu jika dilihat dari kaca pandang agama maupun psikologis. Menumbuhkan cita pada diri sendiri itu bukanlah suatu hal yang egois. Dengan mencintai diri sendiri kita dapat memberikan manfaat yang baik untuk diri sendiri dan orang sekitar kita.
Apabila kita tinjau dari segi psikologi rasa cinta terhadap diri sendiri sangat mempengaruhi emosi kita untuk menjadi sosok yang utuh dan bahagia. Dan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa hal ini merupakan bentuk rasa syukur kita terhadap pemberian Allah. Kita dapat mencintai diri kita dengan mensyukuri segala hal yang telah dianugerahkan oleh Allah, dan berusaha menerima dan memperbaiki segala kekurangan dalam diri.
Sebagai contoh, saat kita menyadari bahwa Allah telah melebihkan kita dalam bidang bisnis. Maka kita harus memaksimalkan potensi tersebut dan menekuninya sebagai rasa syukur dan kecintaan kita pada diri sendiri.
Referensi :
Kusuma. Ade Chandra Gita. (2020) “mencintai diri sendiri: Menghargai Diri Sendiri, Kalau Bukan Kamu Siapa Lagi?” https://satupersen.net/blog/mencintai diri sendiri-menghargai-diri-sendiri-kalau-bukan-kamu-siapa-lagi
“mencintai diri sendiri dalam islam”. (2019) yang dapat di akses pada link http://www.inforepublik.com/mencintai-diri-sendiri-dalam-islam
Universitas Islam Indonesia (UII). (2021) “Mencintai diri sendiri sebagai bentuk cinta kepada Allah” https://www.uii.ac.id/mencintai-diri-sendiri-sebagai-bentuk-cinta-kepada-allah/
Binus University. (2019) “Kekuatan dari mencintai diri sendiri” https://communication.binus.ac.id/2019/01/22/kekuatan-dari-mencintai diri sendiri/
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow