Hukum Menutupi Aib Orang Lain dalam Pandangan Islam
- Menutup Aib Orang Lain
- Jangan Mengumbar Aib Orang Lain
- Menutupi Aib Orang Lain
- Barang siapa menjaga aib saudaranya, makai a juga akan dijaga aibnya sebagaimana yang tercantum dalam hadist berikut ini.
- Allah juga akan menutupi aib seorang muslim yang menjaga aib orang lain
- Barang siapa menutup aib saudaranya maka bagaikan menghidupkan bayi yang dikubur hidup-hidup
Sebagai sesama muslim kita disarankan untuk menutupi aib orang lain dan tidak bergibah. Karena apabila kamu menjaga aib saudaramu di dunia maka Allah akan menjaga aibmu di dunia dan di akhirat kelak.
Menutup Aib Orang Lain
Pada suatu ketika Rasulullah SAW sedang bersama para sahabatnya tengah menyantap daging unta. Akan tetapi ditengah mereka menikmati daging ada salah seorang sahabat kentut ditengah-tengah mereka. Tak ada di antara para sahabat yang berkomentar terhadap bau kentut tersebut. Masing-masing hanya memperlihatkan wajah tak senang karena ulah salah seorang sahabat tersebut.
Tak lama kemudian, tibalah waktu untuk sholat magrib. Rasulullah SAW pun bersabda, “Siapa yang makan daging unta, hendaklah ia berwudhu.” (HR Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah). Mendengar sabda beliau, para sahabat yang ikut makan daging unta punkemudian berwudhu semua. Tentunya hal ini membuat sahabat yang kentut tadi tertutuplah aibnya. Dan tidak ada yang mengetahui siapa yang sebenarnya kentut.
Jangan Mengumbar Aib Orang Lain
Hadist di atas merupakan salah satu gambaran Rasulullah SAW dalam menutupi aib para sahabatnya. Rasulullah SAW juga pernah bersabda “Siapa yang menutupi aib seorang Muslim maka Allah akan menutupi aib orang itu di dunia dan akhirat. Dan, siapa mengumbar aib saudaranya sesama Muslim maka Allah akan mengumbar aibnya hingga terbukalah kejelekannya di dalam rumahnya.” (HR Ibnu Majah).
Melihat berita yang berseliweran di berbagai platform media saat ini, sebenarnya membuat hati kiita sangatlah miris. Keluarga dan saudara yang saling membuka aib, dan saling menyalahkan. Nudzubillahi mindzalik, semoga kita dijauhkan dari hal yang serupa.
Hal yang sangat perlu kita renungkan dan sadari adalah tidak ada seorang pun di dunia ini yang tidak memiliki aib dan kekurangan. Seorang yang terlihat hebat dan menawan itu karena Allah SWT sedang menutupi aibnya sehingga tidak terlihat oleh orang lain. Oleh karena itu kita juga harus menutupi aib orang lain.
Menutupi Aib Orang Lain
Allah SWT melarang seorang muslim untuk ber-ghibah, bahkan dalam Islam digambarkan pelaku ghibah itu seperti seseorang yang memakan bangkai saudaranya sendiri selain itu sebenarnya cukup banyak hadits yang juga menyebutkan hal serupa, antara lain:
عَنْ أَبِي بَرْزَةَ الْأَسْلَمِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا مَعْشَرَ مَنْ آمَنَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يَدْخُلْ الْإِيمَانُ قَلْبَهُ لَا تَغْتَابُوا الْمُسْلِمِينَ وَلَا تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ فَإِنَّهُ مَنْ يَتَّبِعْ عَوْرَاتِهِمْ يَتَّبِعْ اللَّهُ عَوْرَتَهُ وَمَنْ يَتَّبِعْ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ فِي بَيْتِهِ
Dari Abu Barzah Al Aslamy berkata; Rasulullah SAW bersabda: “Wahai orang yang imannya masih sebatas lisannya dan belum masuk ke hati, janganlah kalian mengghibah (menggunjing) orang-orang muslim, janganlah kalian mencari-cari aurat (‘aib) mereka. Karena barang siapa yang selalu mencari-cari kesalahan mereka, maka Allah akan membongkar kesalahannya, serta barang siapa yang diungkap auratnya oleh Allah, maka Dia akan memperlihatkannya (aibnya) di rumahnya.” (Kitab Ahmad, Hadits No 18940).
Adapun 3 keutamaan yang telah Allah janjikan kepada umat muslim, sebagaimana hadits-hadits berikut ini:
Barang siapa menjaga aib saudaranya, makai a juga akan dijaga aibnya sebagaimana yang tercantum dalam hadist berikut ini.
“Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak.” (HR. Muslim)
“Barangsiapa menutupi (aib) saudaranya sesama muslim di dunia, Allah menutupi (aib) nya pada hari kiamat.” (HR. Ahmad)
Begitu juga sebaliknya siapa yang mengumbar aib saudaranya, Allah akan membuka aibnya hingga aib rumah tangganya.
“Barang siapa yang menutupi aib saudaranya muslim, Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat, dan barang siapa mengumbar aib saudaranya muslim, maka Allah akan mengumbar aibnya hingga terbukalah kejelekannya di dalam rumahnya.” (HR. Ibnu Majah)
Allah juga akan menutupi aib seorang muslim yang menjaga aib orang lain
“Barang Siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aib orang tersebut di dunia dan akhirat.” (HR. Ibnu Majah)
“Barangsiapa yang meringankan (menghilangkan) kesulitan seorang muslim kesulitan-kesulitan duniawi, maka Allah akan meringankan (menghilangkan) baginya kesulitan di akhirat kelak. Barangsiapa yang memberikan kemudahan bagi orang yang mengalami kesulitan di dunia, maka Allah akan memudahkan baginya kemudahan (urusan) di dunia dan akhirat. Dan barangsiapa yang menutupi (aib) seorang muslim sewaktu di dunia, maka Allah akan menutup (aibnya) di dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah akan senantiasa menolong seorang hamba selalu ia menolong saudaranya.” (HR. Tirmidzi)
Barang siapa menutup aib saudaranya maka bagaikan menghidupkan bayi yang dikubur hidup-hidup
“Siapa melihat aurat (aib orang lain) lalu menutupinya, maka seakan-akan ia menghidupkan bayi yang dikubur hidup-hidup.” (HR. Abu Daud)
“Barangsiapa melihat aurat lalu ia menutupinya maka seolah-oleh ia telah menghidupkan kembali Mau`udah dari kuburnya.” (HR. Ahmad)
“Barangsiapa menutupi aib seorang mukmin maka ia seperti seorang yang menghidupkan kembali Mau`udah dari kuburnya.” (HR. Ahmad).
Larangan Bergunjing atau Ghibah
Kita dilarang untuk membuka aib maka artinya kita juga dilarang untuk berghibah. Ghibah atau menggunjing adalah sesuatu kegiatab membicarakan keburukan yang terdapat pada saudaranya ketika ia tidak hadir dengan sesuatu yang benar tetapi tidak disukainya
–يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱجۡتَنِبُواْ كَثِيرً۬ا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعۡضَ ٱلظَّنِّ إِثۡمٌ۬ۖ وَلَا تَجَسَّسُواْ وَلَا يَغۡتَب بَّعۡضُكُم بَعۡضًاۚ أَيُحِبُّ أَحَدُڪُمۡ أَن يَأۡڪُلَ لَحۡمَ أَخِيهِ مَيۡتً۬ا فَكَرِهۡتُمُوهُۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ۬ رَّحِيمٌ۬ –١٢
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan prasangka karena sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa. Janganlah kamu sekalian mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah kamu sekalian berghibah( menggunjing) satu sama lain. Adakah seseorang di antara kamu sekalian yang suka makan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik kepadanya. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha penerima taubat lagi maha penyayang.” [QS: 49 (al Hujurat) ayat 12.]
Pengertian dan penjelasan Rasulullah SAW mengenai Ghibah:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW pernah bertanya: “Tahukah kamu, apakah ghibah itu?” Para sahabat menjawab; ‘Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.’ Kemudian Rasulullah SAW bersabda: ‘Ghibah adalah kamu membicarakan saudaramu mengenai sesuatu yang tidak ia sukai.’ Seseorang bertanya; ‘Ya Rasulullah, bagaimanakah menurut engkau apabila orang yang saya bicarakan itu memang sesuai dengan yang saya ucapkan? ‘ Beliau berkata: ‘Apabila benar apa yang kamu bicarakan itu ada padanya, maka berarti kamu telah menggunjingnya. Dan apabila yang kamu bicarakan itu tidak ada padanya, maka berarti kamu telah membuat-buat kebohongan terhadapnya (Hadits Riwayat Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Abu Daud, Darimi).
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow