Sudah Tahukah Amalan Apa yang Dapat Mengurangi Pahala Puasa?
Apakah NaishaMate sudah mengetahui bahwa terdapat beberapa amalan yang dapat merusak dan mengurangi pahala puasa? Tentunya hal tersebut harus kita hindari agar mendapatkan pahala dan juga puasa kita menjadi berkah. Terlebih apabila kita sedang melaksanakan ibadah puasa wajib di bulan Ramadhan. Meskipun beberapa amalan ini tidak membatalkan puasa, namun amalan berikut ini dapat menjadikan puasa kita sia-sia atau hanya sekadar menahan lapar dan dahaga saja. Simak ulasan lengkap amalan yang dapat mengurangi pahala puasa berikut ini.
Amalan yang Dapat Mengurangi Pahala Puasa
Berpuasa Tanpa Didasari Ilmu
Hal yang dapat merusak pahala puasa yang pertama adalah tidak adanya ilmu. Tanpa ilmu ibadah yang dilakukan akan menjadi sia-sia. Ilmu merupakan salah satu pondasi untuk melaksanakan ibadah. Apabila seseorang melakukan ibadah sesuka hati dan tanpa di didasari oleh ilmu maka dapat merusak pahala dari ibadah yang dilakukannya. Begitu juga orang yang hendak melaksanakan ibadah puasa. Ia seharusnya sudah mengetahui apa tujuan puasa, apa yang tidak boleh dilakukan saat puasa, kenapa kita diperintahkan untuk puasa, apa saja yang dapat membatalkan puasa, dan lain sebagainya.
Ibnul Qayyim Rahimahullah pernah mengatakan bahwa orang yang beramal tanpa ilmu dapat diibaratlan seorang yang berjalan tanpa ada penuntun. Orang tersebut akan kesulitan untuk menyelamatkan diri. Orang yang beramal tanpa ilmu, dikhawatirkan akan menjadi tersesat dan tidak tahu kea rah mana ia berjalan. Hal ini karena tidak adanya penuntun yang diikuti seperti muslim yang belajar dan mengikuti ajaran Rasulullah.
Bermaksiat dapat Mengurangi Pahala Puasa
Melakukan Tindakan maksiat atau disa dapat merusak pahala puasa. Tidak jarang kita melihat fenomena orang yang masih sibuk bermaksiat padahal tengah menjalankan ibadah puasa. Perbuatan seperti bergunjing, memfitnah, mencuri atau hal-hal lain yang dapat merusak pahala puasa. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pernah bersabda,
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari, No. 1903)
Dalam hadits-nya yang lain, Rasulullah juga telah mengungkapkan bahwa syahwat yang tidak tertahan kepada lawan jenis juga dapat merusal pahala puasa. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,
لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ ، إِنِّي صَائِمٌ
“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, ‘Aku sedang puasa, aku sedang puasa’.” (HR. Ibnu Khuzaimah, 3:242)
Pengertian “Lagwu” ialah perkataan sia-sia yang tidak berfaedah, contohnya bergunjing, memfitnah, membicarakan keburukan, dan hal yang tidak ada manfaatnya. Sedangkan “Rofats” adalah hal yang diinginkan laki-laki pada wanita atau bisa diartikan sebagao kata-kata yang kotor.
Tidak Shalat Dapat Merusak dan Mengurangi Pahala Puasa
Amalan yang merusak pahala puasa yang selanjutnya adalah meninggalkan shalat. Mereka akan kehilangan pahala puasanya jika dengan sengaja meninggalkan shalat. Ahli fikih Islam telah menerangkan bahwa hukum orang yang berpuasa tapi tidak shalat adalah sia-sia. Puasa yang dilakukannya tidak diterima karena ia meninggalkan ibadah shalat. Dan ini merupakan salah satu ciri kekafiran.
Dalil yang menyebutkan orang meninggalkan shalat adalah bentuk kekafiran adalah hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, beliau bersabda,
بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلاَةِ
“Pembatas antara seorang muslim dengan kesyirikan dan kekafiran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim, No. 82)
Shalat Tarawih dengan Terburu-Buru dapat Mengurangi Pahala Puasa
Shalat tarawih adalah sahalat sunnah yang dilaksanakan setelah shalat Isya pada bulan Ramadhan. Ibadah ini biasanya dilaksanakan secara berjamaah. Karena ibadah ini merupakan amalan sunnah di bulan Ramadhan, oleh sebab bersungguh-sungguhlah dalam melaksanakannya. Sayang sekali kita sering mendengar bahwa ada umat yang melaksanakan shalat Tarawih dengan sangat cepat. Padahal yang amalan tersebut dapat mengurangi pahala puasa.
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa beliau pernah berkata,
أَنَّهُ نَهَى أَنْ يُصَلِّىَ الرَّجُلُ مُخْتَصِرًا
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang seseorang shalat mukhtashiron.” (HR. Muslim, No. 545)
Para ulama menafsirkan bahwa makna kata “mukhtashiron” dalam hadits tersebut ialah shalat yang ringkas (yang dikerjakan terburu-buru), tidak ada thuma’ninah dalam melaksanakan shalat,. Ingatlah bahwa thuma’ninah adalah salah satu rukun shalat, oleh sebab itu shalat dianggap tidak sah jika ada seorang muslim yang shalat tanpa thuma’ninah.
Hindari Amalan yang Merusak dan Mengurangi Pahala Puasa
Saat berpuasa mungkin terdapat orang-orang yang secara tidak sadar (atau bahkan secara sengaja) melakukan amalan yang dapat merusak pahala puasanya. Padahal hal tersebut membuat puasa yang kita lakukan menjadi sia-sia. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pernah mengingatkan bahwa hal seperti ini masih saja banyak terjadi,
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga saja.” (HR. Ahmad)
Sebagai umat muslim yang taat hendaknya kita mengetahui amalan-amalan apa sajakah yang dapat merusak atau mengurangi pahala puasa. Sejatinya, bagi siapapun yang benar puasanya maka ia akan mendapatkan hadiah pahala yang sangat besar. Di surga nanti, ia akan dipersiapkan tempat khusus, yaitu tempat bagi orang-orang yang gemar berpuasa dengan benar. Dalam hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
« إِنَّ فِى الْجَنَّةِ غُرَفًا تُرَى ظُهُورُهَا مِنْ بُطُونِهَا وَبُطُونُهَا مِنْ ظُهُورِهَا ». فَقَامَ أَعْرَابِىٌّ فَقَالَ لِمَنْ هِىَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « لِمَنْ أَطَابَ الْكَلاَمَ وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ وَأَدَامَ الصِّيَامَ وَصَلَّى لِلَّهِ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ »
“Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar yang mana bagian luarnya terlihat dari bagian dalam dan bagian dalamnya terlihat dari bagian luarnya.” Lantas seorang arab baduwi berdiri sambil berkata, “Bagi siapakah kamar-kamar itu diperuntukkan wahai Rasululullah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Untuk orang yang berkata benar, yang memberi makan, dan yang senantiasa berpuasa dan shalat pada malam hari diwaktu manusia pada tidur.” (HR. Tirmidzi, No. 1984)
Semoga dapat menjadi golongan umat muslim yang melaksanakan ibadah puasa dengan benar dan mendapatkan pahala puasa yang sempurna. Aamiin.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow