Beberapa Hal yang Dapat Menghapus Pahala Puasa
Apa saja hal-hal yang dapat menghapus pahala puasa? Terutama di bulan Ramadhan? Puasa Ramadhan adalah ibadah yang bernilai pahala besar di sisi Allah SWT. Berbeda dari amalan-amalan ibadah lainnya, puasa Ramadhan adalah ibadah khusus. Allah SWT yang akan membalasnya sendiri sesuai hak prerogatif sebagai Tuhan semesta alam. Artinya, nilai pahala puasa Ramadhan bisa tidak terbatas, sesuai dengan kadar ketakwaan hamba yang menunaikan ibadah puasa Ramadhan tersebut.
Menghapus Pahala Puasa
Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari-Muslim, Rasulullah Muhammad SAW bersabda: “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman, ‘Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia (seorang hamba) telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku,” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Meskipun pahala puasa Ramadhan agung dan tidak ternilai, Rasulullah Muhammad SAW mewanti-wanti umatnya agar menjauhi maksiat dan perbuatan dosa yang berpotensi menodai ibadah ini. Sebab, selain menahan lapar dan haus, sebenarnya puasa Ramadhan juga menahan diri dari hawa nafsu dan perbuatan munkar. Ibadah puasa Ramadhan tidak hanya memiliki ketentuan hukum yang menentukan sah atau tidaknya, tetapi juga memiliki beberapa hal atau adab tertentu yang bisa menghapus pahala puasa Ramadhan. Selama puasa seorang muslim akan selalu merasa diawasi oleh Allah SWT, manusia berani menahan hawa nafsunya hanya karena merasa bahwa Allah SWT selalu mengawasi, perasaan inilah yang jika berlanjut setelah Ramadhan akan menjadi sebab taqwanya seorang manusia kepada Allah SWT.
Perintah Berpuasa
Dalil adanya puasa bagi umat Islam tertuang di dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 183 yang berbunyi:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
- Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan melalui ayat tersebut di atas Allah SWT menyuruh kepada orang-orang mukmin dari kalangan umat Islam dan memerintahkan kepada mereka berpuasa, yaitu menahan diri dari makan dan minum serta bersenggama dengan niat yang ikhlas karena Allah SWT. Karena di dalam berpuasa terkandung hikmah membersihkan jiwa, menyucikannya serta membebaskannya dari endapan-endapan yang buruk (bagi kesehatan tubuh) dan akhlaq-akhlaq rendah.
Menghapus Pahala Puasa
Lebih lanjut, Imam Al-Ghazali dalam kitabnya menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang harus dihindari selama puasa bagi umat Islam, antara lain:
آدَابُ الصِّيَامِ: طَيِّبُ اْلغِذاَءِ، وَتَرْكُ اْلمِرَاءِ، وَمُجَانَبَةُ اْلغِيْبَةِ، وَرَفْضُ اْلكَذِبِ، وَتَرْكُ اْلآذَى ، وَصَوْنُ اْلجَوَارِحِ عَنِ اْلقَبَائِحِ
Adab berpuasa, yakni: mengonsumsi makanan yang baik, menghindari perselisihan, menjauhi ghibah, menolak dusta, tidak menyakiti orang lain, dan menjaga anggota badan dari segala perbuatan buruk.
Pertama, hal yang bisa menghapus pahala puasa Ramadhan yakni menggunjing orang lain (ghibah). Jika di luar bulan Ramadhan saja tidak baik, apalagi menggunjing selama puasa di bulan suci Ramadhan ini. Tentu dosanya lebih besar dan dapat menghilangkan pahala berpuasa Ramadhan itu sendiri. Oleh karena itu setiap orang yang berpuasa di bulan Ramadhan perlu menyadari hal ini sehingga bisa bersikap hati-hati dalam menjaga lisannya. Lisan memang merupakan salah satu organ manusia yang paling banyak mendatangkan dosa apabila kita tidak berhati-hati. Artinya banyak dosa yang diakibatkan ketidak mampuan menjaga lisan, seperti menggunjing, memfitnah dan sebagainya. Hal ini sejalan dengan hadits Rasulullah Muhammad SAW yang diriwayatkan Bukhari sebagai berikut:
سَلَامَةُ اْلِإنْسَانِ فِي حِفْظِ الِّلسَانِ
Keselamatan manusia bergantung pada kemampuannya menjaga lisan
Selanjutnya, hal-hal yang dapat menghapus pahala dosa puasa terutama di bulan Ramadhan adalah berdusta, menolak berkata dusta merupakan hal penting sebab sekali berdusta akan cenderung berdusta lagi untuk menutupi dusta sebelumnya. Di saat puasa terutama di puasa Ramadhan, seorang muslim harus mampu menghindari berkata dusta karena dusta dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan pahala berpuasa. Juga, harus mampu menahan diri dari melakukan sumpah palsu sebab hal ini juga dapat merusak kualitas ibadah puasa kita terutama dalam puasa Ramadhan.
Menghapus Pahala Puasa
Tentu saja tidak hanya kualitas ibadah puasa kita menjadi menurun akibat dusta dan bersumpah palsu, tetapi juga kita akan mendapatkan dosa yang lebih besar. Hal tersebut sebagaimana disinggung Rasulullah Muhammad SAW dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Thabrani sebagai berikut:
فَاتَّقُوا شَهْرَ رَمَضَانَ فَإِنَّ الْحَسَنَاتِ تُضَاعَفُ فِيهِ وَكَذَلِكَ السَّيِّئَاتُ
Takutlah kalian terhadap bulan Ramadhan karena pada bulan ini, kebaikan dilipatkan sebagaimana dosa juga dilipat-gandakan.
Selanjutnya adalah menjaga anggota badan dari segala macam perbuatan buruk, dalam bulan Ramadhan khususnya, hendaklah seorang muslim dapat menjaga tangan agar tidak digunakan untuk maksiat seperti memukul orang lain ataupun mencuri, dan sebagainya. Kaki juga harus dijaga sebaik mungkin dengan tidak menggunakannya untuk pergi ke tempat-tempat tertentu untuk berbuat maksiat dan sebagainya.
Menghapus Pahala Puasa
Demikian pula mata dan telinga hendaklah selalu dijaga sebaik-baiknya agar tidak digunakan untuk melakukan perbuatan maksiat yang dosanya dilipatkan dalam bulan suci ini. Rasululllah Muhammad SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad sebagai berikut:
كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إلاَّ اْلجُوْعُ وَاْلعَطَسُ
Banyak orang yang berpuasa, namun mereka tidak mendapatkan apa pun selain lapar dan dahaga.
Hal selanjutnya yang bisa menghapus pahala dalam puasa Ramadhan adalah berkata kotor atau keji, Saat berpuasa di bulan Ramadhan, seorang muslim diharuskan untuk meninggalkan semua perkataan kotor dan keji serta perkataan yang membawa kepada kefasikan dan kejahatan. Termasuk di dalamnya adalah ghibah (bergunjing), namimah (menagdu domba), dusta dan kebohongan. Meski tidak sampai membatalkan puasanya, namun pahalanya hilang di sisi Allah SWT. Sedangkan perbuatan itu sendiri hukumnya haram baik dalam bulan Ramadhan ataupun di luar bulan Ramadhan.
Menghapus Pahala Puasa
Selanjutnya adalah tidak menyakiti orang lain, menyakiti orang lain baik secara fisik maupun secara verbal merupakan perbuatan tercela. Setiap perbuatan tercela berdampak langsung terhadap kualitas ibadah puasa Ramadhan kita. Ibadah puasa Ramadhan yang dijalani dengan susah payah dengan menahan dahaga dan lapar dari pagi dini hari hingga saat maghrib, akan sia-sia tanpa pahala apabila tidak mampu menahan diri dari perbuatan-perbuatan yang dapat menyakiti orang lain. Menyakiti orang lain merupakan kezaliman dan oleh karenanya merupakan kemaksiatan. Maka dari itu, betapa pentingnya selalu mengingat bahwa di dalam bulan Ramadhan kita benar-benar harus dapat menjaga lisan agar tidak sekali-kali menggunakannya untuk menyakiti orang lain seperti memfitnah, menghina dan lain sebagainya. Rasulullah Muhammad SAW dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim bersabda sebagai berikut:
وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ ، فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ ، أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّى امْرُؤٌ صَائِمٌ
Jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa, maka janganlah berkata-kata kotor, dan jangan pula bertindak bodoh. Jika ada seseorang yang mencelanya atau mengganggunya, hendaklah mengucapkan: sesungguhnya aku sedang berpuasa.
Hindarilah Perselisihan
Selanjutnya adalah menghindari perselisihan, pertengkaran atau perselisihan bisa terjadi kapan saja. Tetapi orang-orang yang sedang berpuasa terutama di bulan Ramadhan sangat dianjurkan menjaga kesucian bulan Ramadhan dengan tidak melakukan pertengkaran. Untuk itu diperlukan kesadaran penuh untuk menahan diri dari emosi yang dapat menjurus pada pertengkaran. Hal ini sejalan dengan hadits Rasulullah Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari berikut ini:
وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ مَرَّتَيْنِ
Dan jika seseorang mengajak bertengkar atau mencela maka katakanlah: Sesungguhnya aku sedang berpuasa. (Ucapkan ini dua kali).
Hal terakhir yang bisa dilakukan oleh seorang muslim agar pahala puasanya tidak terhapus dalam bulan Ramadhan adalah meninggalkan nafsu dan syahwat. Ada nafsu dan syahawat tertentu yang tidak sampai membatalkan puasa, seperti menikmati wewangian, melihat sesuatu yang menyenangkan dan halal, mendengarkan dan meraba. Meski pada dasarnya tidak membatalkan puasa selama dalam koridor syar‘i, namun disunnahkan untuk meninggalkannya. Seperti bercumbu antara suami istri selama tidak keluar mani atau tidak melakukan hubungan seksual, sesungguhnya tidak membatalkan puasa. Tetapi sebaiknya hal itu ditinggalkan untuk mendapatkan keutamaan puasa.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow