Yuk Hindari untuk Membicarakan Keburukan Orang Lain!
Sebagai seorang muslim tentunya kita tidak ingin dirinya masuk ke dalam jeratan dosa. Mentaati perintah Allah dan juga menjauhi setiap apa yang dilarang oleh agama merupakan kewajiban bagi umat muslim. Namun, tanpa kita sadari ada dosa yang tidak sadar sering kita perbuat. Perbuatan dosa tersebut adalah membicarakan keburukan orang lain atau biasa disebut dengan ghibah.
Meski membicarakan keburukan orang lain identik dengan perempuan, namun laki-laki pun terkadang juga tidak bisa terhindar dari perbuatan ghibah ini. Terlebih saat kita sedang berkumpul dengan orang lain atau teman-teman.
Kadang kita tidak sadar jika pembicaraan kkita sudahb terlalu jauh dan cenderung membicarakan keburukan orang lain. Membuka aib orang lain itu adalah perbuatan yang buruk.
Perbuatan membicarakan keburukan orang lain atau yang disebut dengan ghibah adalah perbuatan yang harus kita hindari. Ghibah adalah salah satu perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT dan ini termasuk dalam dosa besar. Bahkan meskipun yang dibicarakan itu sesuai kenyataan, ghibah tetaplah perbuatan buruk dan dapat mengarah ke dalam perbuatan fitnah.
Meskpun perbuatan ini dangat sulit untuk dihindari, namun kita harus tetap mencoba untuk menghindari perbuatan dosa ini. Allah SWT telah mengibaratkan pelaku ghibah seperti memakan daging saudaranya yang sudah mati.
“Dan janganlah sebagian kalian ghibah (menggunjing) sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka tentulah kalian akan merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat dan Maha Penyayang.” ( QS. Al-Hujurat :12).
Membicarakan Keburukan Orang Lain
Membicarakan keburukan orang lain atau berghibah adalah perbuatan yang termasuk dalam golongan dosa besar, sebagaimana yang telah dijelaskan di atas. Selain firman Allah SWT pada surat Al Hujurat ayat 12, Rasulullah SAW juga pernah menjelaskan perihal ghibah ini kepada para sahabat,
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Tahukah engkau apa itu ghibah?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Ia berkata, “Engkau menyebutkan kejelekan saudaramu yang ia tidak suka untuk didengarkan orang lain.” Beliau ditanya, “Bagaimana jika yang disebutkan sesuai kenyataan?” Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika sesuai kenyataan berarti engkau telah mengghibahnya. Jika tidak sesuai, berarti engkau telah memfitnahnya.” (HR. Muslim).
Dilansir dari rumaysho.com, Imam Nawawi juga turut menjelaskan bahwa ghibah adalah menyebutkan kejelekan orang lain di saat ia tidak ada saat pembicaraan. (Syarh Shahih Muslim, 16: 129).
Dalam Al Adzkar, Imam Nawawi juga menyebutkan, “Ghibah adalah sesuatu yang amat jelek, namun tersebar dikhalayak ramai. Yang bisa selamat dari tergelincirnya lisan seperti ini hanyalah sedikit. Ghibah memang membicarakan sesuatu yang ada pada orang lain, namun yang diceritakan adalah sesuatu yang ia tidak suka untuk diperdengarkan pada orang lain. Sesuatu yang diceritakan bisa jadi pada badan, agama, dunia, diri, akhlak, bentuk fisik, harta, anak, orang tua, istri, pembantu, budak, pakaian, cara jalan, gerak-gerik, wajah berseri, kebodohan, wajah cemberutnya, kefasihan lidah, atau segala hal yang berkaitan dengannya. Cara ghibah bisa jadi melalui lisan, tulisan, isyarat, atau bermain isyarat dengan mata, tangan, kepala atau semisal itu.”
Ulama telah bersepakat bahwa hukum dari membicarakan keburukan orang lain adalah haram. Ghibah juga merupakan dosa besar. Perbuatan ghibah juga sama halnya dengan menjatuhkan kehormatan, mencemarkan nama baik orang lain dan merendahkannya. Dalam kitab Bidayatul Hidayah karya Al Ghazali juga diterangkan bahwa membicarakan kejelekan orang lain lebih keji dari pada 30 kali perbuatan zina.
Menghindarkan Diri dari Membicarakan Keburukan Orang Lain
Ghibah adalah perbuatan haram yang sulit untuk dihindari. Oleh karena itu, kita harus tetap berhjati-hati agar tidak terjerumus dalam perbuatan dosa tersebut.
- Berkumpul dengan orang Sholeh
Dengan siapa kita bergaul juga menentukan, seperti apa bobot dari pembicaraan kita. Oleh karena itu, untuk terhindar dari perbuatan dosa ini, akan lebih baik jika memang kita memilih untuk berkumpul dengan orang-orang sholeh. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari dan Muslim).
- Menjaga Lisan
Secara tidak sadar, kita bisa saja terjerumus dalam dosa ini karena tidak terbiasa menjaga lisan kita. Kita harus berusaha untuk mengontrol lisan kiyta, jika sekiranya apa yang dibicarakan sudah mulai mengarah ke hal yang tidak baik, segera berhenti. Cobalah mengalihkan ke pembicaraan yang positif.
Dari Sahl bin Sa’ad ra, Rosulullah SAW pernah bersabda:
“Barangsiapa yang dapat memberikan jaminan kepadaku tentang kebaikannya apa yang ada di antara kedua tulang rahangnya – yakni mulut atau lidah, serta antara kedua kakinya – yakni kemaluannya, maka saya memberikan jaminan surga untuknya.” (Muttafaq ‘alaih).
- Melakukan Introspeksi Diri
Sebelum terlena dengan pembicaraan seru ketika bercengkrama dengan teman-teman, yang berpotensi dapat membawa kita dalam dosa berghibah alangkah baiknya kita berintropeksi diri terlebih dahulu. Dengan melakukan hal ini, akan membuat kita merasa enggan dan malu jika membicarakan orang lain, karena kita akan berpikir bahwa diri kita juga masih jauh dari kata sempurna.
- Memperbanyak Pikiran Positif
Pikiran yang positif juga secara tidak langsung akan mempengaruhi pola pikir dan pembicaraan yang kita lakukan. Pikiran yang selalu positif juga akan meminimalisir munculnya pikiran buruk terhadap sesuatu, termasuk kepada keburukan orang lain. Jadi, ketika pembicaraan mulai mengarah pada ghibah, kita bisa menolak dengan perlahan dan kita bisa berusaha untuk tetap berpikir dan melihat dari sisi positif.
- Saling Mengingatkan
Ketika dalam perbincangan kita ada yang menggunjing orang laun, maka sebagai seorang muslim, hendaknya kita mengingatkan pada orang-orang terdekat kita bahwa ghibah adalah perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Sebagaimana yang telah tercatat dalam Alquran yang artinya,
“Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.“(QS. Al-Ashr:1-3).
- Perbanyak Istighfar
Seorang muslim sudah semestinya selalu mengingat Allah SWT dan memohon ampun dengan senantiasa berdzikir dan beristighfar. Hal ini kita lakukan untuk memohon ampun kepada Allah atas dosa yang kita sengaja maupun tidak kita sengaja. Dengan memperbanyak istighfar, juga bisa menjadi pelindung dari berbagai perbuatan dosa termasuk bergibah.
Semoga NaishaMate semua dapat menjaga lisan dan terhindar dari perbuatan membicarakan kebirukan orang lain. Dan semoga kita semua tetap dalam lindungan Allah SWT dan diberikan ketetapan iman. Aamiin Yaa Rabbal ‘alamiin.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow