5 Tips untuk Membentuk Mental yang Sehat dalam Islam
Dewasa ini sudah banyak orang yang peduli dengan isu-isu Kesehatan mental. Kita juga sudah banyak peduli tentang bagaimana cara untuk membentuk mental sehat. Lantas seperti apa sih orang yang memiliki mental sehat?
Orang yang mentalnya sehat adalah mereka yang dapat merasa bahagia, tenang dan ceria, serta memiliki sifat-sifat yang terpuji yang selanjutnya mendorong mereka untuk berperilaku yang baik. Mereka yang sehat mentalnya akan terhindar dari gangguan jiwa, kemudian menjadi manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri serta lingkungan sekitarnya.
Membentuk Mental Sehat
Terkait dengan ketepatan dalam menyikapi berbagai masalah, kemudian agar menjadi pribadi yang bahagia Islam telah mengajarkan kita untuk bagaimana cara memperoleh mental yang sehat. Mari kita kupas beberapa hal yang akan membentuk mental sehat.
Yang pertama adalah dari segi ekonomi, sebagai seorang muslim kita selalu dianjurkan untuk melihat mereka yang lebih rendah kemampuan ekonominya, dan jangan terlalu sering melihat mereka yang ekonominya yang jauh berada di atas kita. Melihat orang yang ekonominya lebih rendah dari kita akan membuat kita merasa beruntung, lebih banyak bersukur dan dapat bermuhasabah diri. Sebaliknya jika ia memandang kepada orang yang lebih tinggi ekonominya, ia akan merasa kurang dan apa yang telah diberikan Allah itu tidak mampu memenuhi kebutuhannya. Kita diperbolehkan sesekali melihat mereka yang berada di atas kita, namun ini agar kita dapat melihat bahwa kita tidak boleh menjadi pribadi yang sombong dan juga agar kita termotivasi agar menjadi lebih baik dari diri kita yang sekarang.
Sehat Mental dalam Kehidupan Sosial
Kedua, adalah dalam kehidupan sosial. Isalam mengajarkan kita agar bersikap berbaik sangka (husnudhan) dan menghindari diri dari sikap buruk sangka (su’u dzanna). Sikap berbaik sangka menyebabkan orang selalu berpikir positif kepada diri sendiri, orang lain maupun tentang bagaimana dunia ini berjalan. Namun sebaliknya orang yang berburuk sangka menyebabkan orang tersebut curiga, gelisah, cemas, tidak tenang dan berpikir negative secara berlebihan. Cobalah untuk menjadi manusia yang senantiasa berbaik sangka karena akan membuat kita belajar untuk mengungkapkan perasaan dan dugaan yang baik kepada orang lain, bahkan mendo’akannya.
Membentuk Mental Sehat dengan Menghargai Setiap Perjuangan
Ketiga, adalah tentang bagaimana kita memandang sesuatu dalam hal perjuangan. Orang yang secara mental dikatakan sehat maka mereka akan memandang sesuatu secara positif dan penderitaan adalah salah satu investasi yang akan mendatangkan keburuntungan. Oleh sebab itu, ketiika ia mengalami kesulitana makai a tidak akan pergi meninggalkan permasalahan tersebut, melainkan dihadapi dan berusaha untuk memecahkannya. Mereka akan memiliki daya juang dan dapat memetic hikmah dari setiap permasalahan yang dilaluinya. Dalam Surat Al Insyirah Allah SWT menyatakan: Inna ma’a al-‘ushri yusran:”Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”.Mari kita analogikan seperti seekor kupu-kupu yang ingin keluar dari kepompong. Ia harus berjuang melewati lubang yang sulit untuk dapat mengeluarkan diri, dan jika kita bantu kupu-kupu tersebut keluar dari kepompong dengan cara menggunting sebagian kepompong itu, dan ia tentu saja akan dengan mudah keluar, namun ia hanya bisa merayap, tapi tidak bisa terbang.
Keberuntungan dan Cara Memandang Pencapaian
Keempat, dalam hal keberuntungan, orang yang sehat mentalnya, akan beranggapan apa yang diperolehnya baik ataupun buruk adalah hasil dari usaha mereka sendiri. Mereka juga akan beranggapan bahwa kegagalan yang ia hadapi, bukan karena orang lain, tapi karena dirinya sendiri. Pandangan ini akan menyebabkan, orang yang sehat mentalnya akan mencoba untuk melakukan berbagai hal baik, karena tahu apa yang ia tabur akan ia tuai. Orang dengan mental yang sehat juga akan memandang bahwa yang Allah berikan kepadanya adalah hasil usahanya sendiri yang oleh Allah dilipat gandakan nikmatnya.
Hal ini tak ubahnya dengan orang yang mengambil uang di ATM adalah mengambil uangnya sendiri yang telah ditabung dalam beberapa kurun waktu atau hasil menjual jasa atau produk. Demikian pula pahala atau rezeki yang kita minta kepada Allah, itu adalah hasil dari apa yang selama ini kita upayakan sendiri.. Oleh sebab itu jika kita meminta sesuatu kepada Allah dengan cara berdoa dan berusaha. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT. Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in:Kepada-Nyalah kamu beribadah, dan kepada-Nyalah kamu memohon. (Q.S. al-Faatihah, 1:5).
Membangun Tujuan Hidup
Kelima, adalah tentang tujuan hidup. Islam mengajarkan mengajarkan kita untuk memiliki tujuan hidup jangka panjang, yakni mendapatkan kebahagiaan di akhirat adalah lebih penting jika dibandikan dengan hingar binger dubia yang hanya sesaat ini. Orang yang mengutamaan kehidupan jangka panjang di akhirat, makai a akan menggunakan dunia sebagai ladang amal untuk bekal di akhirat. Karena ketika kita mengejar akhirat maka duniapun akan mengikutinya. Selain itu hidupnya juga tidak akan diperbudak oleh harta benda, tidak akan rakus dan juga tamak. Mereka yang memiliki tujuan hidup jangka panjang akan membuatnya senantiasa mencari pahala, mencari kemuliaan di mata Allah, bukan di mata manusia.
Selanjutnya ajaran Islam tentunya juga memberikan petunjuk kepada manusia agar senantiasa memiliki sikap dan pandangan hidup yang tepat dan membuat mental kita menjadi sehat. Yaitu dengan kita senantiasa membersihkan jiwanya dari berbagai penyakit jiwa. Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah SAW.
Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow