Larangan Membenci Sesama Manusia, Jangan Biasakan
Terkadang pasti kita akan merasakan bahwa kita pasti punya rasa kesal terhadap siapapun, hal ini akan membuat diri ini menjadi membenci seseorang. Padahal dalam Islam sendiri larangan membenci sesama manusia tentu saja akan sangat diatur dalam hal ini.
Sehingga larangan membenci sesama manusia haruslah kita benar-benar pahami. Jangan sampai dengan masalah sepele justru kita akan membenci seseorang dan mengajak orang lain untuk membencinya juga. Maka dari itu perlu adanya alarm dalam diri agar kita tentu saja memahami agar sesama muslim tidaklah kita membenci satu sama lain.
Sehingga di bawah ini ada beberapa hal dimana kita sebagai manusia memang dilarang membenci satu sama lain. Hal ini akan membuat kita menjadi jauh akan keimnanan dalam diri. Jadikanlah diri selalu terhindar dari kebencian antara satu sama yang lainnya. Hal ini tentu saja akan sangat merugikan kita. Jangan sampai kita membenci bahkan mengajak orang lain untuk membenci.
Larangan Membenci Menurut Islam
“Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran (hal yang keji, buruk), maka hendaklah dia mengubah kemungkaran itu dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Kalau tidak sanggup, maka dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR Muslim)
Maka dari itu, apabila kita menemui kezaliman dan hal yang tidak disukai, maka kita harus bertindak sekecil apapun untuk berusaha mengatasinya. Apalagi, jika hal itu berisiko untuk menebar kebencian sesama dan mengajak orang lain untuk ikut membenci.
Belajar dari Rasulullah SAW yang tidak pernah membenci kaum Quraisy meski telah dizalimi berkali-kali. Beliau SAW selalu memaafkan kesalahan orang lain sehingga bisa menasihatinya agar bisa kembali ke jalan yang benar.
Dalam sebuah hadis yang disebutkan pula dalam buku The Power of Husnudzon, sebagaimana anjuran Rasulullah SAW, dari Mu’az bin Jabal RA Rasulullah bersabda, “Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada. Iringilah keburukan dengan kebaikan yang dapat menghapusnya dan pergauliah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR At Tirmidzi)
Larangan Membenci Sesuai dengan Ajaran Rasulullah SAW
Nabi Muhammad SAW bersabda, Barang siapa masuk ke rumah Abu Sufyan, maka dia akan aman. Abu sufyan berkata, Hanya berapa orang yang dapat ditampung di rumahku? Kemudian Nabi bersabda kembali, Barang siapa yang masuk ke masjid, maka ia akan aman. Abu Sufyan berkata lagi, Hanya berapa orang yang dapat ditampung di masjid? Nabi pun kembali bersabda, Barang siapa yang meletakkan senjatanya, maka dia aman, dan barang siapa yang mengunci pintunya, maka dia aman.
Di pintu Masjid Al-Haram Nabi melanjutkan sabdanya, Wahai penduduk Mekah, apa yang kalian lihat terkait dengan perbuatanku terhadap kalian? Mereka menjawab, Baik, wahai saudara yang mulia dan anak saudara yang mulia. Nabi bersabda kembali, Pergilah, kalian semua dibebaskan (Imam Nawawi, Tafsir Munir, 2/469-470).
Dalam peristiwa yang bersejarah ini tampak terlihat semangat persaudaraan Nabi Muhammad SAW. Tidak ada balas dendam dalam hati Nabi dan para sahabatnya terhadap penduduk kota Mekah. Justru yang ada adalah kasih sayang terhadap sesama, menebarkan perdamaian dan kerukunan, dan menjauhi permusuhan.
Padahal ditilik dari sejarahnya, penduduk kota Mekah seringkali menzalimi dan mengintimidasi Nabi Muhammad SAW beserta para pengikutnya, terutama sebelum umat Islam hijrah ke Madinah. Seandainya Nabi atau para sahabatnya pun membalas perlakuan yang diterima umat Islam dahulu, mungkin juga masih bisa dipahami. Mengingat parahnya aksi kezaliman yang kerapkali dilakukan oleh penduduk Mekah kepada Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Tapi bukan ini yang dilakukan Nabi Muhamamd SAW. Beliau justru memaafkan dan membebaskan mereka dari dosa-dosa di masa lalu. Itu sebabnya, penduduk Mekah disebut sebagai orang-orang yang dibebaskan. Dan mereka pun berbaiat masuk Islam.
Larangan membenci juga di jelaskan dalam ayat berikut ini :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum merendahkan kaum (laki-laki) yang lain, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula suatu kaum (perempuan) merendahkan kaum yang lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik… (QS. Al-Hujurt: 11)
Larangan Mengajak Orang Lain Membenci
Melalui cerita di atas, Rasulullah bahkan tidak akan pernah membenci siapapun yang telah membencinya. Sehingga hal ini tentu kita perlu terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Jangan sampai kita membenci satu sama lain pasalnya Rasulullah SAW tidak pernah pula membenci satupun yang musuh orang lain. Hal ini tentu menjadi tamparan bagi kita yang kerap lupa masih saja membuat diri ini membenci dan mengajak orang lain untuk ikut membenci.
Larangaan membenci inilah yang harus kita pahami, diri kita jangan sampai lepas kontrol kemudian membenci orang lain puula. Maka dari itu kita perlu rasanya sehingga hal ini tentu saja kita pahami untuk menjadikan diri lebih mawas diri agar tidaklah membenci satu sama lain dengan alasan apapun.
Jika ada kebencian tidak perlu di balas dengan kebencian pula, kita harus membalasnya dengan kebaikan. Melalui kebaikan tentu saja akan memberikan kenyamanan pada diri sendiri yang menuai kebaikan pula.
Patut disayangkan, ajaran persaudaraan seperti di atas seperti hilang dari kesadaran umat Islam belakangan ini. Sebagian umat Islam sedemikian mudah terpancing provokasi pihak lain, mudah tersinggung, dan kehilangan nalar obyektif dan proporsional. Fanatisme primordial dan egoisme berlebihan menjadi pembakar api kebencian. Sesama umat Islam pun sering terjadi ketegangan, percekcokan, bahkan pembunuhan.
Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. (QS. Al Hujurat ayat 10)
Sebaliknya, jika terjadi perpecahan maka Muslim dianjurkan untuk segera mendamaikan kedua pihak yang bersengketa. Allah SWT berfirman:
{فَإِنْ فَاءَتْ فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ} Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil, dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. (Al-Hujurat: 9).
Allah SWT menciptakan umat manusia bersuku-suku dan berbeda agama, ras, golongan dan warna kulit serta berbeda bahasa agar mereka saling mengenal dan menjalin persaudaraan untuk bersama-sama memakmurkan bumi.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow