3+ Hadist Larangan Membenci dan Anjuran Saling Menyayangi

3+ Hadist Larangan Membenci dan Anjuran Saling Menyayangi

Smallest Font
Largest Font

NaishaMate yang dirahmati Allah SWT, berikut Naisha telah merangkumkan artikel tentang beberapa hadist larangan membenci dan anjuran untuk saling menyayangi. Seringkali kita mendengar bahwa Agama Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin, yaitu agama yang menyebarkan kasih sayang ke pada alam semesta. Hadist tentang kasih sayang

Perkataan tersebut memang benar adanya, apabila diri kita benar-benar mencermati setiap ajaran dan syariat yang ada di dalam Agama Islam. Kita pasti akan meyakini bahwa memang yang menurunkan agama adalah Dia Dzat yang penuh dengan kasih sayang.
Kita sangat sering mengulang-ulang kalimat bassmallah,

بسم الله الرحمن الرحيم

“Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang”.

Kalimat tersebut selalu mengingatkan kita bahwa Allah SWT adalah Dzat yang Maha Menyayangi dan Mengasihi hamba-Nya.

Hadist Larangan Membenci

photo: Naisha Hijrah

Kali ini Naisha akan mengajak  Naisha mate semuanya untuk sama-sama melihat betapa islam mengajarkan kita untuk saling mengasihi dan menyayangi sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Kasih sayang Allah SWT pada Hambanya

Pastinya kita pernah mendengar kalimat berikut ini “kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah”?

Iya betul, kalimat tersebut adalah peribahasa yang menggambarkan betapa sayangnya ibu kepada seorang anak. Jika kita melihat secara fitrahnya, seorang ibu tidak akan tega melihat anaknya berada dalam kesusahan. Gambaran pendekatan inilah yang digunakan Rasulullah SAW ketika mengabarkan kasih sayang Allah SWT kepada kita sebagai hambanya.

Dalam sebuah hadits dikisahkan bahwa ada seorang wanita tawanan perang yang sedang mencari-cari anaknya, saking bingungnya wanita tersebut, setiap kali dia melihat seorang bayi akan langsung dia gendong dan susui olehnya

Melihat kejadian tersebut Rasulullah SAW kemudian bersabda kepada para sahabat,

أتَرَوْنَ هَذِهِ المَرْأةَ طارِحَةً ولَدَها فِي النّارِ؟» قُلْنا: لا، واللهِ وهِيَ تَقْدِرُ عَلى أنْ لا تَطْرَحَهُ، فَقالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «لَلَّهُ أرْحَمُ بِعِبادِهِ مِن هَذِهِ بِوَلَدِها »

“Apakah menurut kalian wanita ini akan tega melemparkan anaknya ke dalam api? Para sahabat pun menjawab: Demi Allah dia tidak akan sanggup melemparkan anaknya kedalam api. Lantas Rasulullah ﷺ pun bersabda: Sungguh kasih sayang Allah kepada hamba-Nya jauh lebih besar daripada kasih sayang wanita ini kepada anaknya” (HR. Muslim, No. 2754).

Betapa Allah SWT sangat menyayangi hamba-Nya, bahkan jika hamba tersebut membangkang semasa hidupnya, dan bertaubat sesaat sebelum dirinya wafat dengan taubat yang benar lagi tulus atau taubat nasuha, maka AllahSWT  akan mengampuni dosa-dosanyanya. Rasulullah SAW bersabda:

لَمّا قَضى اللَّهُ الخَلْقَ، كَتَبَ عِنْدَهُ فَوْقَ عَرْشِهِ: إنَّ رَحْمَتِي سَبَقَتْ غَضَبِي

“Ketika Allah ﷻ telah selesai menciptakan makhluk, Allah menulis di atas arsy Nya: sungguh kasih sayangKu mengalahkan kemurkaanKu.” (HR. Bukhari, No. 7453).

Hadist Larangan Membenci

photo: Naisha Hijrah

Seperti yang kita ketahui bahwa Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir dan penghulu seluruh manusia memiliki akhlak yang sangat terpuji, bahkan akhlak beliau merupakan mu’jizat sebagai tanda kenabiannya. Rasulullah juga adalah seorang nabi yang sangat mencintai umatnya, beliau akan bersedih ketika terjadi sesuatu yang memberatkan umatnya.

Diantara berbagai hadist yang mengisahkan tentang kasih sayang Rasulullah SAW kepada umatnya adalah hadits yang dikabarkan oleh Abu Hurairah,

قِيلَ: يا رَسُولَ اللهِ ادْعُ عَلى المُشْرِكِينَ قالَ: «إنِّي لَمْ أُبْعَثْ لَعّانًا، وإنَّما بُعِثْتُ رَحْمَةً

”Ada yang berkata kepada Rasulullah ﷺ: ya Rasulullah doakanlah kecelakaan untuk orang-orang musyrik. Lantas beliau ﷺ pun menjawab: Sungguh diriku tidak diutus untuk melaknat, tapi aku di utus untuk membawa kasih sayang.” (HR. Muslim, No. 2599).

Salah satu bentuk kasih sayang Rasulullah SAW pada umatnya beliau menyuruh para imam sholat untuk meringankan bacaanya  agar tidak memberatkan ma’mum. Bahkan Rasulullah bisa sangat marah ketika melihat seorang imam memanjangkan sholat sehingga memberatkan ma’mum, beliau pernah bersabda,

يا أيُّها النّاسُ إنَّ مِنكُمْ مُنَفِّرِينَ، فَأيُّكُمْ أمَّ النّاسَ، فَلْيُوجِزْ فَإنَّ مِن ورائِهِ الكَبِيرَ، والضَّعِيفَ وذا الحاجَةِ

”Wahai sekalian manusia, sesungguhnya diantara kalian ada yang membuat manusia lari dari dakwah ini. Jika ada diantara kalian yang menjadi imam hendaklah dia mempersingkatnya. Karena dibelakangnya ada orang tua, orang yang lemah dan orang yang punya urusan.” (HR. Muslim, No. 466).

Dikisahkan pada suatu ketika, seorang sahabat Arab badui yang bernama Aqra’ bin Habis Attamimy melihat Rasulullah SAW mencium cucu beliau Hasan bin Ali, lalu beliau pun berkata,

“Aku memiliki sepuluh anak dan aku tidak pernah menciumi mereka”

Rasulullah SAW pun menoleh kepadanya dan bersabda,

مَنْ لا يرحم لا يُرحَم

“Siapa yang tidak berkasih sayang, dia pun tidak akan mendapatkan kasih sayang”. (HR. Abu Dawud, No. 5218).

Krmudian juga disebutkan pula dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah SAW tidak pernah lupa mendoakan ampunan untuk umatnya. Ibunda ‘Aisyah pernah bercerita saat beliau melihat Rasulullah SAW sedang senang kemudian beliaupun meminta Rasulullah SAW untuk mendoakannya, Rasulullah SAW pun kemudian berdoa,

اللهم اغفر لعائشة ما تقدَّم من ذنبها وما تأخَّر، ما أسرَّت وما أعلنَتْ

“Ya Allah, ampunilah dosa ‘Aisyah yang telah berlalu maupun yang akan datang, ampunilah dosanya yang tidak terlihat maupun yang terlihat”

Mendengar doa yang dipanjatkan oleh Rasulullah, ibunda Aisyah pun senang dan tertawa, lalu Rasulullah SAW pun bersabda,

“apakah engkau senang dengan doa ku?”

ibunda ‘Aisyah menjawab,

“Bagaimana mungkin aku tidak senang dengan doa mu”

Rasulullah ﷺ pun bersabda,

والله إنها لدُعائي لأُمَّتي في كل صلاة

“Demi Allah, itu adalah doa yang selalu aku panjatkan untuk umatku di saat sholat.” (HR. Ibnu Hibban, No. 7111).

Begitu pula, besarnya kasih sayang Rasulullah SAW kepada umatnya sebagaimana Rasulullah bersabda berikut ini,

لكل نبي دعوة مستجابة، فتعجل كل نبي دعوته، وإني اختبأت دعوتي شفاعة لأمتي يوم القيامة، فهي نائلة إن شاء الله من مات من أمتي لا يشرك بالله شيئا

“Setiap nabi itu ada kesempatan satu kali untuk memanjatkan doa yang pasti akan dikabulkan. Dan semua nabi sudah menggunakan kesempatan itu di dunia, sedangkan aku menyimpan doaku berupa syafaat untuk umatku nanti pada hari kiamat. Dan syafaat tersebut insya Allah akan menyelamatkan umatku yang tidak berbuat syirik kepada Allah.” (HR. Muslim, No. 199).

Hadist Larangan Membenci dan Anjuran untuk Saling Menyayangi

photo: Naisha Hijrah

Sebagaimana yang telah diterangkan sebelumnya bahwa islam adalah agama yang mengajarkan kita untuk saling menyayangi. Dan hal ini tercermin dalam setiap ajarannya, dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda,

الرّاحِمُونَ يَرْحَمُهمُ الرَّحمنُ، ارحَمُوا أهلَ الأرضِ يَرْحْمْكُم مَن في السّماء

“Orang-orang yang saling berkasih sayang akan disayang oleh Dzat yang maha penyayang. Maka sayangilah penduduk bumi maka Allah yang berada diatas langit akan menyanyangi kalian.” (HR. Abu Dawud, No. 4941).

Bahkan RasulullahSAW menegaskan siapa yang tidak memiliki rasa kasih sayang maka dia adalah orang yang celaka, Rasulullah SAW bersabda,

لا تُنْزَعُ الرَّحْمَةُ إلّا مِن شَقِيٍّ

“Tidaklah kasih sayang itu dicabut kecuali dari orang yang sengsara.” (HR. Abu Dawud, No. 4942).

Rasulullah SAW memberikan perumpamaan untuk kaum muslimin, Rasulullah SAW bersabda,

مَثَلُ المُؤْمِنِينَ فِي تَوادِّهِمْ، وتَراحُمِهِمْ، وتَعاطُفِهِمْ مَثَلُ الجَسَدِ إذا اشْتَكى مِنهُ عُضْوٌ تَداعى لَهُ سائِرُ الجَسَدِ بِالسَّهَرِ والحُمّى

“Perumpamaan sesama kaum mukminin dalam menjaga hubungan, kasih sayang dan kebersamaan seperti satu tubuh, jika satu anggota merasakan sakit, maka akan membuat seluruh tubuhnya terjaga dan merasakan demam” (HR. Muslim, No. 2586).

Bahkan kepada hewan sekalipun atau dalam peperangan yang mengharuskan, Islam tetap menerapkan kasih saying dan kita tidak diperbolehkan untuk menyiksanya. Rasulullah SAW bersabda,

إنَّ اللهَ كَتَبَ الإحْسانَ عَلى كُلِّ شَيْءٍ، فَإذا قَتَلْتُمْ فَأحْسِنُوا القِتْلَةَ، وإذا ذَبَحْتُمْ فَأحْسِنُوا الذَّبْحَ، ولْيُحِدَّ أحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ، فَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ

“Sesungguhnya Allah telah mewajibkan untuk berbuat baik dalam segala perihal, maka jika kalian membunuh maka perbaguslah caranya (jangan sampai menyiksa), dan apabila kalian menyembelih, maka perbaguslah caranya. Hendaklah kalian tajamkan dahulu pisaunya dan nyamankanlah sembelihan tersebut.” (HR. Muslim, No. 1955).

Wallahu a’lam bissawab.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow