Yuk Kita Mengenal Lebih dalam Tentang Apa Itu Generasi Sandwich!
Tidak dapat kita pungkiri, keluarga pasti memiliki arti yang sangat penting. Keluarga adalah tempat kita untuk pulang, tempat yang selalu ada seperti apapun keadaan kita. Namun di dalamnya pasti akan ada suka dan duka. Salah satunya adalah ketika kita menjadi generasi sandwich.
Dari generasi ke generasi, idealnya ketikal terpisah dengan orang tua. Hal ini juga untuk meminimalisir konflik dalam keluarga. Namun, faktanya tak sedikit anak yang harus merawat orang tuanya yang telah lanjut usia dan juga menaggung beban hidup orang tua bahkan keluarga. Sedangkan di sisi lain, mereka juga harus merawat dan menanggung biaya hidup anak-anaknya dan tentunya dirinya sendiri. Inilah yang kemudian disebut dengan istilah generasi sandwich.
Generasi Sandwich
Generasi sandwich adalah suatu generasi dalam keluarga yang harus memberikan dukungan finansial kepada dua generasi sekaligus. Dukungan tersebut adalah untuk orang tua dan anak-anaknya. Mengapa hal ini kemudian disebut dengan istilah generasi sandwich? Sebenarnya cukup unik, sandwich adalah roti tawar yang memiliki isi beberapa lapis, pada umumnya terdiri dari sayuran, keju, sepotong daging, dan telur kemudian diberi saos mayonnaise dan saus tomat atau sambal. Tumpukan dalam roti tawar ini yang kemudian dianalogikan sebagai generasi atas yang merepresentasikan orang tua dan generasi bawah yaitu anak-anaknya.
Mereka yang masuk dalam golongan generasi sandwich umumnya adalah mereka yang berusia antara 30 hingga 50 tahun, baik itu laki-laki maupun perempuan. Generasi ini selalu dituntut untuk mampu melakukan multitasking baik dalam pekerjaan rumah tangga maupun dalam karirnya. Dan di sisi lain generasi ini  juga harus berbagi perhatian, waktu, dan kasih saying pada orang tua dan keluarga kecilnya.
Lalu bagaimana generasi sandwich ini dapat muncul? Hal ini dilatar belakangi oleh peningkatan harapan hiduap dan juga kegagalan orang tua dalam mempersiapkan kesehatan finansial di masa tua. Kini juga populasi lansia saat ini semakin banyak sehingga membutuhkan dukungan perawatan dan juga finansial dari generasi di bawahnya, yaitu anak-anaknya. Sementara itu anak-anak yang menanggung hidup orang tuanya yang tergolong generasi sandwich ini juga memiliki tanggungan lain yaitu keluarganya sendiri dan anak-anaknya.
Faktor kegagalan orang tua dalam mempersiapkan finansial di masa tua ini sangatlah berpean dalam munculnya generasi sandwich. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa hal ini muncul karena kurangnya pengetahuan orang tua akan pentingnya kemandirian finansial di masa tua. Selain itu bisa juga disebabkan oleh penerapan gaya hidup konsumtif di masa muda sehingga orang tua tidak bisa melakukan perencanaan finansial untuk hari tuanya.
Suka duka generasi sandwich
Bisa kita lihat bahwa memberikan dukungan kepada dua generasi sekaligus bukanlah perkara yang mudah. Tidak hanya tenaga, tetapi juga membutuhkan biaya yang tentunya tidak sedikit, sehingga membebani finansial para generasi sandwich. Bagi generasi ini yang telah memiliki kemandirian dan juga finansial yang sudah mumpuni maka tentu hal tersebut bukanlah suatu masalah. Bahkan hal ini dapat menjadi kebahagiaan tersendiri bisa menanggung finansial dua generasi sekaligus, yakni orang tua dan anak-anak. Lain halnya dengan mereka yang kemampuan finansialnya terbatas. Menanggung dua generasi sekaligus secara finansial bisa jadi merupakan suatu beban tersendiri.
Apabila kita menjadi pengasuh dua generasi, ada banyak emosi yang dirasakan oleh generasi sandwich, yang tentunya tidak akan lepas dari berbagai kisah suka dan duka. Duka yang dirasakan biasanya berupa kelelahan fisik dan juga finansial yang terganggu, sehingga memicu terjadinya stres, terutama bagi perempuan. Banyak tanggung jawab pekerjaan yang harus dikerjakan namun juga harus menanggun dua beban sekaligus, ini bukanlah perkara mudah.
Mereka yang memiliki tanggung jawab ganda kadang memiliki pandangan pesimis terhadap karir dan juga finansial mereka. Mereka cenderung mempertimbangkan untuk resign atau meninggalkan pekerjaannya atau juga mengajukan untuk memperpendek jam kerja mereka karena terlalu Lelah dengan semuanya. Namun seperti yang kita tahu hal ini pasti berpengaruh pada gaji yang diperoleh.
Kelelahan fisik jelas dialami oleh generasi sandwich, karena mereka dituntut untuk melakukan banyak hal dalam satu waktu. Bagaimana bisa terjadi? Coba kita lihat, dalam satu sisi mereka harus mengurus orang tua yang telah lanjut usia, dan di sisi lain mereka harus sekaligus mengurus anak-anak yang bahkan mungkin masih kecil-kecil. Tak hanya itu, mereka juga dituntut untuk melakukan pekerjaan dengan professional.
Tapi perlu kita ingat juga bahwa semua itu tidak hanya menjadi duka, namun ada suka nyajuga. Artinya di sini tetap ada sisi positif yang bisa dinikmati dengan menjadi generasi sandwich. Mengasuh orang tua yang telah berusia lanjut jelas merupakan salah satu wujud bakti seorang anak kepada orang tua mereka. Selain bakti hal ini juga cara dapat menjadi salah satu cara untuk memuliakan orang tua.
Tips mengatur keuangan bagi generasi sandwich
Pada saat kita termasuk di dalamnya dan diharuskan mengasuh dua generasi sekaligus, finansial jelas menjadi factor utama yang harus diperhatika. Oleh karena itu, generasi sandwich harus pandai-pandai dalam mengatur keuangan agar pengeluaran tidak melebar sehingga tidak mengalami pemborosan keuangan. Berikut ini adalah beberapa tips untuk Naishamate dalam mengatur keuangan yang bisa dilakukan oleh generasi sandwich.
1. Ketahui dan pahamilah permasalahan yang sedang terjadi
Yang pertama generasi ini harus mengetahui permasalahan finansial yang terjadi dan mencoba untuk memahaminya. Dengan begitu diharapkan mereka bisa menemukan solusi yang tepat utnuk mereka yang menjadi tanggungan. Karena tidak mungkin melakukan perencanaan keuangan apabila kita belum mengetahui permasalahan yang terjadi.
2. Melakukan perampingan aset
Jika kita mengasuh orang tua yang tinggal terpisah maka akan banyak menyita waktu, tenaga, dan juga biaya. Oleh karenanya sebaiknya dilakukan perampingan aset, sehingga orang tua bisa tinggal dalam satu rumah dengan kita. Oleh karena itu di sini perlu adanya pembicaraan lebih lanjut antara generasi sandwich dengan orang tuanya, terkait dengan perampingan aset tersebut. Misalnya apakah properti yang dimiliki akan dijual atau disewakan sehingga bisa nmenjadi penghasilan tambahan bagi keluarga.
3. Mengajarkan kemandirian finansial kepada anak
Anak-anak dari generasi sandwich ini juga memiliki kebutuhan yang cukup menguras keuangan, baik untuk uang saku, pakaian sekolah dan yang lainnya. Agar anak-anak dari generasi sandwich dapat membantu meringankan beban finansial, maka ajarkanlah bagaimana cara mengelola keuangan yang baik. Dengan begitu, anak dari generasi ini dapat mencapai kemandirian finansial. Berikan juga dorongan kepada anak dan latih lah mereka untuk menabung secara teratur. Tak perlu mempermasalahkan berapa nominalnya, karena poinnya adalah menanamkan prinsip yang akan menjadi dasar perencanaan finansial yang dapat berguna untuk jangka panjang dan masa dewasanya kelak.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow