Mari Belajar Menjadi Generasi Muda Islam yang Bermanfaat
Masa muda adalah masa mencari jati diriberbicara mengenai masa muda, ini adalah titik dimana seseorang mencari jati dirinya. Masa di mana jiwa penuh semangat dan bergairah, akan tetapi dibalik semangat ini seseorang tetap memerlikan control agar tidak keluar dari syariat Islam. Dengan berbagai keunggulan dan kelebihan pada usia muda seperti semangat masih membara, tenaga masih kuat, pikiran-pikiran yang luas namun sebagai Generasi muda Islam kita perlu mengetahui batasan agar tetap dapat mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan. Perhatikan hadits berikut,
Generasi Muda Islam
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَزُولُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ: عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ، وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ، وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ
“Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya dalam apa ia gunakan, tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan, tentang hartanya darimana ia peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmu).”[1]
Semua manusia jika meninggal nanti akan menemui masa hisab, di mana apa yang kita lakukan di dunia akan dimintai pertanggung jawabannya. Masa muda memangm waktunya mengeksplor diri namun tidak semata-mata meninggalkan syariat, masa mudajuga akan ditanyakan dan diminta pertanggung jawaban secara khusus. Oleh karena itu masa muda ini perlu benar-benar diperhatikan, jadilah generasi muda yang bertanggung jawab dan menjaga iman serta ketaqwaan.
Peran Generasi Muda
Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullahu berkata ,
والشباب في أي أمة من الأمم ، هم العمود الفقري الذي يشكل عنصر الحركة والحيوية إذ لديهم الطاقة المنتجة ، والعطاء المتجدد ، ولم تنهض أمة من الأمم غالبا إلا على أكتاف شبابها الواعي وحماسته المتجددة .
“Para pemuda pada setiap umat manapun, mereka adalah tulang punggung yang membentuk unsur pergerakan dan dinamisasi. Pemuda mempunyai kekuatan yang produktif, kontribusi yang terus menerus. Tidak akan bangkit suatu umat umumnya kecuali ada di pundak [ada kepedulian dan sumbangsih, pent] para pemuda yang punya kepedulian dan semangat menggelora.”[2]
Pujian bagi pemuda yang tumbuh dalam naungan Islam
Sangat luar biasa jika seorang pemuda dengan berbagai macam godaan dunia, mereka tetap teguh beragama dan istiqamah. Padahal pemuda masih cenderung terhadap dunia serta memiliki kemampuan dan semangat untuk meraihnya. Oleh karena itu pemuda seperti ini mendapat naungan Allah di hari yang sangat susah di hari kiamat kelak.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda,
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِى ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ … وَشَابٌّ نَشَأَ فِى عِبَادَةِ رَبِّهِ
“Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya: …Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah …”[3]
Dalam hadist lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَعْجَبُ مِنَ الشَّابِّ لَيْسَتْ لَهُ صَبْوَةٌ
“Sesungguhnya Allah Ta’ala benar-benar kagum terhadap seorang pemuda yang tidak memliki shabwah”[4]
Makna dari kata “shabwah” adalah pemuda yang tidak mengikuti hawa nafsunya,pemuda yang membiasakan dirinya melakukan kebaikan dan berusaha keras menjauhi segala kemunkaran.
Generasi Muda Islam Sebaiknya Mengisi Waktu dengan Hal Positif
Sebagai generasi muda, NaishaMate sebaiknya mengisi waktu dengan berbagai kegiatan positif atau mencari-cari kegiatan positif. Misalnya menghadiri majelis ilmu, menghapalkan Al-Quran dan menjalankan sunnah atau melakukan berbagai kegiatan positif lainnya.
Carilah teman yang baik, teman yang membuat diri semakin dekat dengan Allah SWT, teman bergaul yang baik dalam melakukan sesuatu akan saling menjaga dan juga menasehati. Pemuda merupakan seseorang yang masih sangat labil serta mudah terpengaruh dan terhasut oleh lingkungan dan pertemanan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
المرء على دين خليله، فلينظر أحدكم من يخالل
“Seorang manusia akan mengikuti agama teman dekatnya, maka hendaknya salah seorang darimu melihat siapa yang dijadikan teman dekatnya”[5]
Realita Pemuda Masa Kini
Apabila kita melihat lebih dekat para pemuda di zaman sekarang, banyak banyak hal-hal aneh yang mereka lakukan. Misalnya saja sekelompok anak yang fanatic terhadap idola mereka, sekelompok pemuda yang hobi mabuk-mabukkan dan mereka yang melakukan aktifitas negative lainnya. Tidak jarang mereka melakukan hal tersebut untuk menarik perhatian orang lain.
Salah satu penyebab kerusakan pemuda adalah karena waktu yang mereka miliki tidak digunakan dengan baik dan banyak dihabiskan dengan kegiatan kurang bermanfaat. Inilah yang menimbulkan dekradasi moral pada kalangan anak muda.
Apabila seseorang mengalami kekosongan waktu (kosong dari kegiatan positif), maka mereka mulai mulai mencari-cari kegiatan atau mengisinya dengan kegiatan yang tidak bermanfaat seperti nongkrong tidak jelas selama berjam-jam. Belum lagi ada yang merasa kurang perhatian baik dari keluarga dan temannya, makai a akan melakukan berbagai hal agar mendapatkan perhatian dari orang sekktarnya. Misalnya melakukan balap-balapan di jalan raya, membuat kerusuhan di sekolah bersama gengnya.
Sibukkanlah Dirimu dengan Hal Baik
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata,
وَنَفْسُكَ إِنْ أَشْغَلَتْهَا بِالحَقِّ وَإِلاَّ اشْتَغَلَتْكَ بِالبَاطِلِ
“Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, pasti akan disibukkan dengan hal-hal yang batil”[6]
Seperti inilah realita kehidupan, bahwa jika kita tidak mengisi kehidupan kita dengan kegiatan positif, maka kita akan didekati oleh keburukan dan menghabiskan waktu di dalamnya. Apalagi bagi mereka yang masih muda yang tentunya jiwanya masih bergelora.
Catatan kaki:
[1] HR. At-Tirmidzi, Lihat Ash-Shahihah no. 946
[2] Majmu’ Fatawa Bin Baz 27/274, Syamilah
[3] HR. Bukhari no. 1357 dan Muslim no. 1031
[4] HR Ahmad 2/263, dishahihkan leh syaikh Al-Albani dalam “ash-Shahiihah” no. 2843
[5] HR Abu Dawud no. 4833,dihasankan oleh syaikh Al-Albani.
[6] Al Jawabul Kaafi hal 156, Darul Ma’rifah, cetakan pertama, Asy-Syamilah
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow