Portal Islam

Portal Islam

Rujukan Berita Islam Terbaru Hari Ini

Apr 30, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Simak Doa Menerima Takdir, Lengkap dengan Dalil yang Mendasarinya!

Takdir merupakan ketentuan suatu peristiwa yang terjadi di alam raya ini yang meliputi semua sisi kejadiannya baik itu tentang kadar atau ukurannya, tempatnya maupun waktunya. Jadi dapat dikatakan bahwa segala sesuatu yang terjadi tentu ada takdirnya, termasuk manusia. Dan kita bisa memanjatkan doa menerima takdir agar ikhlas dalam menjalamninya. Takdir atau qadha dan qadar sebernarnya terdapat dua macam yaitu takdir muallaq dan takdir mubrom.

1. Takdir Mubram, ialah takdir azali atau takdir yang tidak bisa berubah. Takdir inilah yang telah tertulis di Lauh Mahfudz.
2. Sedangkan Takdir Muallaq, ialah takdir yang berada di buku yang dipegang malaikat. Takdir muallaq ini adalah yang dapat berubah, sesuai dengan cara kita dalam menempuhnya. Sebagaimna halnya firman Allah dalam QS Ar-Ra’d :30 “Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki)”.

Doa Menerima Takdir

Namun terkadang sebagai manusia biasa, kita sulit bahkan tidak bisa menerima takdir Allah dengan hati yang ridha dan lapang. Tidak jarang kita mengeluhkan apa yang terjadi dalam hidup. Oleh karena itu, agar kita dapat menerima takdir dengan ikhlas kita dapat membacca dan mengamalkan doa di bawah ini.

اَللَّهُمَّ رَضِّنِيْ بِقَضَائِكَ وَصَبِّرْنِيْ عَلَى بَلاَئِكَ وَاَوْزِعْنِيْ شُكْرَ نِعَمَائِكَ

Allohumma rodhdhinii bi qodhoo-ika wa shobbirnii ‘alaa balaa-ika wa awzi’nii syukro ni’amaa-ika.

Artinya: Ya Allah, jadikan aku ridha dalam menerima qadha (ketentuan)-Mu, dan jadikan aku sabar dalam menerima bala dari-Mu, dan tunjukilah aku untuk mensyukuri semua nikmat-nikmat-Mu.

Doa menerima takdir  ini disebutkan juga dalam kitab Syarh Al-Hikam oleh Ibnu Ibad Al-Nafazi, bahwa suatu ketika Ibrahim bin Adham berdoa kepada Allah agar diberi ketenangan hati di dunia sebelum bertemu dengan Allah. Kemudian ia mengalami mimpi bertemu Allah, dan Allah menegurnya dalam mimpi tersebut. Lalu Ibrahim bin Adham merasa bersalah kemudian memohon ampun kepada Allah, dan tentunya dia juga berdoa kepada Allah dengan lafal berikut ini:

اَللَّهُمَّ رَضِّنِيْ بِقَضَائِكَ وَصَبِّرْنِيْ عَلَى بَلاَئِكَ وَاَوْزِعْنِيْ شُكْرَ نِعَمَائِكَ

Allohumma rodhdhinii bi qodhoo-ika wa shobbirnii ‘alaa balaa-ika wa awzi’nii syukro ni’amaa-ika.

Artinya: Ya Allah, jadikan aku ridha dalam menerima qadha (ketentuan)-Mu, dan jadikan aku sabar dalam menerima bala dari-Mu, dan tunjukilah aku untuk mensyukuri semua nikmat-nikmat-Mu.

Takdir dalam Islam

Untuk memahami konsep takdir itu sendiri kita sebagai umat Islam tidak bisa melepaskan diri dari dua dimensi pemahaman takdir. Kedua dimensi dimaksud adalah dimensi ketuhanan dan dimensi kemanusiaan.
Di bawah ini adalah beberapa dalil mengenai takdir yang terdapat dalam al-Qur’an dan Hadits.
1. QS Yunus :61

وما يعزب عن ربك مثقال ذرة في الأرض ولا في السماء، ولا أصغر من ذلك ولا أكبر إلا في كتاب مبين

Artinya: Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).
2. QS Al-An’am :59

وما تسقط من ورقة إلا يعلمها، ولا حبة في ظلمات الأرض ولا رطب ولا يابس إلا في كتاب مبين

Artinya: dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)”
3. QS Al-Hadid :22
ما أصاب من مصيبة في الأرض ولا في أنفسكم إلا في كتاب من قبل أن نبرأها، إن ذلك على الله يسير
Artinya: Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
4. QS Ash-Shaffat :96

وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ

Artinya: Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu”
5. QS Al-Mulk :14

أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ

Artinya: Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?
6. QS Ar-Ra’d 38-39

لِكُلِّ أَجَلٍ كِتَابٌ* يَمْحُو اللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ

Artinya: Bagi tiap-tiap masa ada Kitab (yang tertentu). Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh).
7. Hadits riwayt Tirmidzi

لا يرد القضاء إلا الدعاء، ولا يزيد في العمر إلا البر

Artinya: Takdir tidak bisa ditolak kecuali dengan doa. Umur tidak bisa bertambah kecuali dengan amal kebaikan.
8. Hadits Bukhari & Muslim

أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: من سره أن يبسط له في رزقه ويُنسأ له في أثره، فليصل رحمه

Artinya: Bangsiapa yang ingin dipermudah rizkinya…, maka lakukan silaturrahmi (menyambung kekerabatan)
9. Hadits riwayat Tirmidzi

إن صلة الرحم محبة في الأهل، مثراة في المال، منسأة في الأجل

Artinya: Silaturahim itu disukai dalam keluarga, memperbanyak harta, dan memperpanjang usia
10. Hadits riwayat Tirmidzi

صلة الرحم وحسن الجوار يعمران الديار ويزيدان في الأعمار

Artinya: Silaturrahmi dan menjalin hubungan baik dengan tetangga itu memakmurkan rumah dan menambah umur

Dimensi ketuhanan

Dimensi ini tercantum dalam sekumpulan ayat-ayat dalam Al Quran yang menginformasikan bahwa Allah Maha Kuasa dan dapat menciptakan segala sesuatu termasuk menciptakan Takdir.

  • Dia (Allah) telah menciptakan segala sesuatu dan sungguh telah menetapkannya (takdirnya) (Al-Furqaan / QS. 25:2)
  • Dialah Yang Awal dan Yang Akhir ,Yang Zhahir dan Yang Bathin (Al Hadid/ QS. 57:3). Allah tidak terikat ruang dan waktu, bagi-Nya tidak memerlukan apakah itu masa lalu, kini atau akan datang).
  • Apakah kamu tidak tahu bahwa Allah mengetahui segala sesuatu yang ada di langit dan bumi. Sesungguhnya itu semua telah ada dalam kitab, sesungguhnya itu sangat mudah bagi Allah (Al-Hajj / QS. 22:70)
  • Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya (Al Maa’idah / QS. 5:17)
  • Allah menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat (As-Safat / 37:96)
  • Kalau Dia (Allah) menghendaki maka Dia memberi petunjuk kepadamu semuanya (Al-An’am / QS 6:149)
  • Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan (Luqman / QS. 31:22). Allah yang menentukan segala akibat.

Dimensi kemanusiaan

Dimensi ini juga tercantum dalam sekumpulan ayat-ayat dalam Al Quran yang meginformasikan bahwa Allah memperintahkan siapa saja yang bersungguh-sungguh dalam mencapai hajjat mereka. Berikut ini adalah beberapa ayat di antaranya.

  • Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia (Ar Ra’d / QS. 13:11).
  • (Allah) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (Al Mulk / QS. 67:2).
  • Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, Nasrani, Shabiin (orang-orang yang mengikuti syariat Nabi zaman dahulu, atau orang-orang yang menyembah bintang atau dewa-dewa), siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan beramal saleh, maka mereka akan menerima ganjaran mereka di sisi Tuhan mereka, tidak ada rasa takut atas mereka, dan tidak juga mereka akan bersedih (Al-Baqarah / QS. 2:62).

Kesimpulannya, karena manusia  adalah makhluk yang lemah (antara lain tidak tahu akan takdirnya) maka. manusia diwajibkan untuk berusaha secara bersungguh-sungguh untuk mencapai tujuan hidupnya yaitu untuk beribadah kepada Allah. Dalam menjalani hidupnya dan untuk mencapai tujuan tersebut, manusia harus berpegang tguh pada Al Quran dan Al Hadits untuk ditaati.

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here