Berpikir Positif dalam Islam Perlu Kita Pahami Sekarang
Berbagai kejadian dan peristiwa yang dialami dalam keseharian merupakan konsekuensi logis daripada kehidupan yang harus dihadapi. Dengan semakin kompleksnya kehidupan yang terus berubah dari waktu ke waktu, maka seseorang harus siap menghadapi dan menyikapi kejadian dan kenyataan hidup yang terjadi. Simak penjelasan berpikir positif di bawah ini.
Kejadian dan peristiwa hidup yang dihadapi bukan serta merta muncul begitu saja, tetapi karena adanya hukum universal yang bekerja, salah satunya hukum kamma. Kejadian dan peristiwa ini adalah akibat dari hasil perbuatan yang telah dilakukan sebelumnya. Berbagai kejadian dan peristiwa yang dihadapi ini sebenarnya bersifat netral.
Kebahagiaan dan penderitaan timbul sebagai akibat dari pikiran seseorang dalam menyikapi kejadian dan peristiwa tersebut. Orang yang dapat berpikir positif akan tetap merasa bahagia seberat apapun kenyataan yang dihadapi, sebaliknya orang yang berpikir negatif akan tetap merasa hidupnya menderita walau semudah apapun kenyataan yang ada.
Hidup yang tidak kekal ini membuat kondisi yang menyenangkan dan kondisi yang tidak menyenangkan datang silih berganti. Ajaran Sang Buddha adalah ajaran yang senantiasa menekankan seseorang untuk selalu berpikir positif dalam berbagai kondisi yang dihadapinya. Termasuk dalam kondisi yang tidak menyenangkan sekalipun, seseorang tetap diajarkan untuk dapat berpikir positif serta melihat kondisi tersebut dari sisi positifnya.
Berpikir positif adalah sikap mental dari dalam diri sendiri seseorang untuk menghadapi kondisi yang dialami sebagai akibat logis dari perbuatannya sendiri. Ketika kamma buruk sedang berbuah, hendaknya ia tidak hanya menerima secara pasrah akibat kamma buruk itu; tetapi hendaknya melakukan kebajikan dalam hidupnya dengan penuh kesadaran dan kesungguhan.
Berpikir Positif Menurut Islam
Positive thinking adalah cara berfikir yang di proses secara positif yang menghasilkan “energi yang positif”, yaitu suatu energi yang akan menghasilkan pemikiran-pemikiran dan sikap-sikap yang baik yang dapat membuat manusia menjadi bersemangat, melakukan hal-hal yang benar dan menjadi bahagia. Dalam agama islam juga sudah sangat familiar bagi kita sehari-hari adalah husnudzon.
Husnudzon berasal dari dua kata yakni husnu dan dzan yang memiliki arti berbaik sangka. Sedangkan secara istilah, husnudzon dimaknai dengan berbaik sangka terhadap segala sesuatu termasuk dengan ketetapan Allah yang diterima manusia. Sementara itu ada suudzon yang menjadi kebalikan dari husnudzon. Sikap ini jelas dilarang dalam agama Islam. Kita tidak boleh menerka-nerka tanpa bukti dan tanpa diselidiki asal usulnya. Karena bisa terjadi permusuhan.
Dalam surat Al Hujurat, Allah SWT berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan berdakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat, Maha Penyayang” (QS. Al-Hujurat [49]: 12)
Bersikap husnudzon akan membawa keyakinan bahwa segala kenikmatan dan kebaikan yang diterima manusia asalnya dari Allah Ta’ala, sedangkan keburukan yang menimpa manusia disebabkan dosa dan kemaksiatan manusia itu sendiri. Kita hendaknya saling berprasangka baik dan jangan saling mencurigai.
Husnuzan melahirkan sikap saling menghormati antar sesama agar hubungan ukhuwah islamiyah itu tetap terjaga dengan baik. Karena itulah apabila kita mendengar hal yang buruk terjadi terhadap saudara kita, kita sebaiknya ber-tabayyun yaitu mengecek terlebih dahulu sebelum mempercayai hal yang negatif.
Husnudhon Berpikir Positif
Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. (QS. Al-Hujurat:6)
Banyak hikmah yang dapat kita peroleh dengan berpikir positif, atau dalam agama islam dikenal dengan Husnuzan yaitu diantaranya menimbulkan kesadaran pada manusia bahwa segala sesuatu telah diatur oleh Allah swt, kemudian dapat memotivasi agar manusia melakukan amal kebaikan dengan bersungguh-sungguh sesuai dengan ketetapan Allah swt, serta mendorong manusia untuk mendekatkan diri serta bertawakal kepada Allah SWT yang berkuasa atas segala sesuatu.
Sehingga akhirnya dapat mendatangkan ketenangan jiwa dan ketentraman hidup karena meyakini apa pun yang terjadi adalah atas kehendak Allah SWT.
Sementara jika kita lihat dari ilmu kesehatan, berpikir positif dapat meningkatkan sistem imun tubuh, mencegah penyakit seperti kardiovaskular karena berfikir positif memperlambat munculnya plak pada arteri, mampu mengatasi lebih baik karena pikiran positif dapat membuat seseorang lebih tenang saat ditimpa masalah.
Pengertian Husnudzon
Husnudzon atau husnuzan berasal dari dua kata, yaitu khusnu dan zan. Khusnu berarti baik dan zan berarti sangka. Husnudzon secara bahasa berarti prasangka yang baik. Sedangkan husnudzon secara istilah adalah sikap mental dan cara pandang yang menyebabkan seseorang melihat sesuatu dari sisi yang positif.
Dalam Islam, husnudzon adalah berbaik sangka terhadap segala ketentuan dan ketetapan Allah yang diberikan kepada manusia. Lawan kata husnudzon adalah suudzon yakni berprasangka buruk.
Sikap husnuzhan akan melahirkan keyakinan bahwa segala kenikmatan dan kebaikan yang diterima manusia berasal dari Allah. Bersikap husnudzon akan membuat kehidupan seseorang menjadi lebih tenang. Karena hidupnya senantiasa memandang orang lain melalui sisi yang positif.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow